Oleh. Rita Handayani
(Penulis dan Founder Media)
Kehebohan polemik peraturan lepas jilbab bagi pasukan paskibraka berujung pergantian petugas Paskibraka di detik-detik terakhir.
Maulia Permata Putri yang sebelumnya didapuk jadi pembawa baki dalam Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia harus diganti di detik-detik terakhir. Polemik jilbab disebut-sebut adalah penyebab pergantian ini. (sindonews.com, 17/8/2024)
Maulia Permata Putri yang diberangkatkan ke Kalimantan Timur, telah dikukuhkan pada 13 Agustus 2024 menjadi pembawa baki dari Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka). Namun sayangnya, beberapa jam sebelum pelaksanaan upacara tersebut, Livenia Evelyn lah pelajar asal Kalimantan Timur yang akhirnya ditunjuk sebagai pembawa baki.
Dikutip dari viva.co.id, 17/8/2024, Maulia Permata Putri pelajar asal minang ini sudah berlatih untuk membawa baki untuk HUT RI ke- 79 di IKN. Namun Maulina digantikan di saat detik-detik terakhir oleh Paskibraka asal Bali. Livenia Evelyn adalah penggantinya yang ditunjuk beberapa jam sebelum pelaksanaan upacara dimulai. Evelyn berasal dari SMA Katolik Santo Pransiskus. Tidak jelas alasan BPIP melakukan pergantian tersebut. Sebelumnya terjadi ķkisruh soal BPIP memaksa Paskibraka melepas jilbab dengan alasan untuk mengangkat nilai keseragaman.
Kisruh Aturan Lepas Kerudung
Sebelumnya memang gempar pemberitaan yang bikin Warga Indonesia geram karena 18 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang diharuskan melepas kerudung saat dikukuhkan oleh Presiden Indonesia di IKN. Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) berupaya menjelaskan alasan aturan pelepasan kerudung para Paskibraka itu adalah demi keseragaman. BPIP pun menyangkal kalau sejumlah anggota Paskibraka telah dipaksa melepas kerudungnya karena sejak awal mereka telah menyetujui surat pernyataan pendaftaran Paskibraka.
Ketua BPIP juga mengklaim bahwasanya para anggota Paskibra diberikan kebebasan untuk tetap menggunakan kerudung di luar pengukuhan dan pengibaran bendera. Tentu pernyataan yang menggampangkan mengganti hukum Allah saat momen-momen tertentu adalah pola pikir yang sesat dan menyesatkan membuat para netizen langsung menanggapi berita ini dengan sentuhan ketikan pedas.
Banyak pengguna media sosial yang tidak terima dengan aturan ini. Ada yang berkomentar “Apakah negeri ini sedang menuju Tajikistan versi Asia Tenggara?”
Setelah banjir kritikan serta hujatan, akhirnya BPIP meminta maaf melalui siaran pers karena telah menimbulkan kegaduhan. Kepala Sekretariat Presiden menyatakan bahwa 18 anggota Paskibraka terkait tetap boleh menggunakan kerudung ketika upacara pengibaran bendera tanggal 17 Agustus 2024. Ternyata diakhiri, mengganti pasukan paskibraka dengan yang tidak berkerudung.
Islam Moderat
Miris dan sedih memang, 18 anggota Paskibraka tersebut sudah menampakkan auratnya di depan yang bukan mahramnya. Kenapa bisa ada orang-orang yang merasa bahwa aturan manusia itu lebih powerful daripada syariatnya Allah? Ada apa dengan negeri yang penduduknya menjadi muslim terbesar di dunia ini tapi Islam senantiasa dilecehkan? Apakah harus semua perintah manusia yang sedang memimpin ditaati daripada perintah Allah hingga rela melanggar aturan Allah?
Padahal Kepala BPIP tersebut adalah seorang muslim dengan basic kiyai haji dan basic pendidikan Islam serta mengajar di kampus yang bermerek Islam hingga ada yang mengatakan guru fikih. Gelarnya adalah
Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. itu karena ketua BPIP menyandang background Islam moderat.
Islam moderat yang didapuk sebagai Islam yang cocok diterapkan di Indonesia yang bisa menjadi lawan dari Islam radikal. Isu Islam moderat ini adalah Islam yang sesuai seperti yang diinginkan oleh Amerika. Yang mulai marak setelah Uni Soviet runtuh tahun 1991. Runtuhnya Uni Soviet ini membuat Amerika merasa menang atas kompetisi kapitalisme dengan sosialisme-komunisme, dan ü ituüdianggap kemenangan final dari liberalisisme-kapitalis.
Namun Amerika masih merasa terancam karena ada satu Ideologi lagi yang belum terwujud dalam bentuk negara, yakni Ideologi Islam. Jadi Islam politik atau Islam siyasi (khilafah) dianggap rival (lawan) bagi Amerika, sebab ada beberapa kelompok Islam yang mendalami dan berupaya mewujudkan Islam dalam bentuk aturan negara, potensi tersebut menakutkan bagi Barat.
Sehingga Barat berupaya melakukan segala cara untuk mengagalkan prediksi terwujudnya Islam dalam bentuk negara. Maka Amerika pun berupaya untuk menghancurkan Islam politik (khilafah) dengan cara merumuskan kembali Islam yang sesuai dengan keinginan Amerika dan cocok dengan kultur masyarakat Indonesia, itulah Islam moderat.
Pengusung Islam moderat salah satunya adalah pimpinan BPIP tersebut. Bisa dilihat sepak terjangnya, peraturan lepas kerudung pasukan Paskibraka ini bukan kali pertama kontroversi yang ditimbulkannya. Sebelumnya pernah membuat peraturan pelarangan cadar bagi mahasiswi IAIN Yogyakarta di tempatnya mengajar.
Kemerdekaan yang Sesungguhnya
Di hari perayaan kemerdekaan ke- 79 ini masyarakat Indonesia yang notabene mayoritas muslim malah terjajah akidahnya, terjajah ibadahnya, terjajah agamanya. Ini adalah kemunduran dalam kemerdekaan bukan kemajuan apalagi merdeka yang hakiki.
Hakikat kemerdekaan sesungguhnya adalah kebebasan yang berlandaskan pada penghambaan kepada Allah Swt. dan pembebasan dari segala bentuk penindasan dan ketidakadilan terutama dalam keyakinan beragama dan menjalankan ibadah sesuai agamanya.
Kerudung adalah bentuk peribadatan wanita muslimah yang hukumnya wajib dikerjakan Allah yang memerintahkannya langsung di Al-Qur'an dan Al-hadis. Dalil kewajiban menutup Aurat ada di surat QS.An Nur ayat 31, QS.Al Ahzab 59, QS.Al A'raf 26. Seperti Hadis dari riwayat Abu Daud, "Wahai Asma’, sesungguhnya seorang wanita, apabila telah balig (mengalami haid), tidak layak tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjuk muka dan telapak tangannya).”
Juga hadis dari riwayat muslim "Janganlah seorang lelaki melihat aurat lelaki (lainnya), dan janganlah pula seorang wanita melihat aurat wanita (lainnya). Seorang pria tidak boleh bersama pria lain dalam satu kain, dan tidak boleh pula seorang wanita bersama wanita lainnya dalam satu kain.”
Demikianlah kewajiban menutup aurat dengan berkerudung dan berjilbab sama wajibnya seperti wajibnya salat, puasa Ramadan, zakat dan kewajiban lainnya yang ketika tidak dilakukan maka akan berdosa.
Lantas tidak pantas bagi para pemimpin terlebih lagi dia seorang muslim memerintahkan wanita muslimah untuk melanggar aturan Allah Swt. Juga Tidak layak bagi muslim dan muslimah menaati perintah manusia, siapapun dia untuk melanggar aturan Allah Swt. Serta kaum muslimin tidak boleh berdiam diri meski aturan untuk melanggar syariat Allah tersebut tidak langsung mengenai dirinya sendiri. Ini adalah kemungkaran yang wajib untuk diamarmakrufhi oleh seluruh umat Islam.
Perlu disadari, bahwa kejadian ini akan terus berulang selama negeri ini masih berkiblat pada barat dan masih mengusung sekularisme-Kapitalisme. Kemerdekaan hakiki yang bisa didapati hanya jika negeri ini kembali kepada aturan sang pencipta. Allah Swt pencipta manusia dan alam semesta telah membuat aturan hidup bukan hanya untuk muslim, melainkan untuk seluruh umat manusia (muslim dan non muslim).
Sehingga dengan menerapkan aturan Islam maka kemerdekaan dan keberkahannya dapat dirasakan tidak hanya oleh manusia (muslim dan non muslim) bahkan seluruh semesta dapat merasakannya termasuk hewan dan tumbuhan.
Wallahualam bissawab.
0 comments:
Posting Komentar