Penulis: Arimbi N.U
(Pemerhati Remaja)
Tagar #KaburAjaDulu menjadi viral di media sosial, menggema hingga menduduki posisi ketiga trending topik pada tanggal 16 Februari 2025 lalu. Dosen Sosiologi Universitas Gadjah Mada (UGM), A.B. Widyanta, menilai fenomena ini sebagai bentuk keresahan masyarakat terhadap berbagai persoalan yang dirasakan semakin menekan. Widyanta menganggap tagar tersebut sebagai pesan serius, mencerminkan frustrasi masyarakat yang merasa tidak ada harapan di Indonesia.
Isu yang diangkat oleh tagar ini mencakup berbagai keluhan terkait kondisi sosial, ekonomi, dan politik Indonesia. Warganet menyuarakan ketidakpuasan terhadap kesulitan hidup, terutama dalam mencari pekerjaan yang layak, permasalahan ekonomi yang terus berlangsung, dan ketidakadilan sistem hukum. Dengan menggunakan tagar #KaburAjaDulu, banyak orang menunjukkan keinginan untuk meninggalkan Indonesia dan mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Namun, apakah benar bahwa pindah ke luar negeri adalah solusi yang mudah? Tentu tidak. Pindah ke negara lain bukanlah perkara sepele. Proses adaptasi dengan budaya baru, mencari pekerjaan, serta tantangan lainnya menjadi hambatan yang harus dihadapi. Selain itu, tanpa persiapan matang, seseorang bisa terjebak dalam penipuan atau bahkan menjadi korban perdagangan manusia. Pengamat menilai keresahan ini perlu diperhatikan oleh pemerintah sebagai teguran untuk memperbaiki kebijakan demi masa depan yang lebih baik.
Mengapa Fenomena #KaburAjaDulu Terjadi?
Fenomena ini mencerminkan keinginan sebagian masyarakat untuk keluar dari kondisi yang dirasa tidak memberikan harapan. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:
1. Tantangan Hidup yang Berat
Banyak orang merasa tertekan oleh kesulitan ekonomi, sulitnya mencari pekerjaan, atau masalah sosial lainnya. Frustrasi ini mendorong mereka untuk mencari peluang hidup yang lebih baik di luar negeri.
2. Perbandingan dengan Kehidupan Lain
Media sosial sering kali menampilkan kehidupan yang tampak lebih sempurna di tempat lain, membuat orang merasa tidak puas dengan keadaan mereka sendiri. Rasa ketertinggalan ini mendorong keinginan untuk "kabur" ke tempat yang dianggap lebih ideal.
3. Keterbatasan Peluang
Beberapa individu merasa bahwa tidak ada cukup kesempatan untuk berkembang di lingkungan sekitar mereka. Ini mendorong mereka berpikir bahwa pindah ke tempat lain adalah satu-satunya jalan untuk meraih kehidupan yang lebih baik.
Pindah Bukan Solusi Jangka Panjang
Meski berpindah tempat bisa memberikan peluang baru, kenyataannya masalah hidup tidak akan hilang hanya dengan berpindah. Tanpa perubahan dalam pola pikir dan sikap terhadap tantangan, masalah yang sama mungkin akan muncul kembali di tempat baru. Hal ini membuktikan bahwa "kabur" bukanlah solusi jangka panjang yang efektif.
Islam mengajarkan umatnya untuk menghadapi tantangan hidup dengan sabar, tawakal, dan usaha maksimal. Beberapa solusi yang diajarkan Islam untuk mengatasi perasaan ingin "kabur" antara lain:
1. Sabar dan Tawakal
Islam mengajarkan pentingnya bersabar dalam menghadapi ujian hidup. Dalam Surah Al-Baqarah (2:153), Allah berfirman, ”Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Sabar dan tawakal kepada Allah menjadi kunci dalam menghadapi kesulitan hidup.
2. Berusaha Menghadapi Masalah
Rasulullah saw. mengajarkan untuk tidak menghindar dari masalah, tetapi berusaha menyelesaikannya dengan cara terbaik. “Berusahalah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu merasa lemah.” Menyelesaikan masalah dengan usaha yang sungguh-sungguh jauh lebih baik daripada melarikan diri.
3. Doa dan Petunjuk Allah
Islam mengajarkan bahwa doa adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meminta petunjuk-Nya. Doa memberikan kekuatan untuk mengatasi kecemasan dan rasa gelisah, serta membantu individu untuk melihat hikmah dari setiap ujian.
4. Mengubah Pola Pikir
Islam juga mengajarkan pentingnya mengubah cara pandang terhadap kehidupan. Dalam Surah At-Tawbah (9:51), Allah berfirman, "Katakanlah, ‘Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah ditentukan oleh Allah bagi kami; Dialah Pelindung kami.’" Dengan cara pandang ini, seseorang dapat menerima takdir dengan lapang dada dan menjadikan setiap ujian sebagai kesempatan untuk berkembang.
Sistem Islam sebagai Solusi Sosial
Negara yang menerapkan sistem Islam menunjukkan bagaimana nilai-nilai Islam dapat menciptakan solusi terhadap masalah sosial dan ekonomi. Negara akan fokus pada penciptaan lapangan kerja yang luas, pendidikan berkualitas, serta keadilan sosial, yang mengurangi dorongan untuk "kabur" ke negara lain.
Negara akan berusaha mengurus rakyatnya dengan sebaik mungkin, memenuhi kebutuhan-kebutuhan mendasar dari masyarakat karena para penguasa sadar bahwa kepemimpinan mereka akan diminta pertanggungjawabannya kelak.
Kesimpulan
Fenomena #KaburAjaDulu merefleksikan hasrat untuk mencari kehidupan yang lebih baik dengan melarikan diri dari realita. Namun, Islam mengajarkan untuk tidak melarikan diri dari masalah, melainkan menghadapinya dengan kesabaran, tawakal, dan usaha semaksimal mungkin. Transformasi yang kita upayakan tidak hanya terletak pada tempat atau situasi, tetapi pada sikap kita dalam menyikapi ujian hidup. Negara yang mengimplementasikan sistem Islam menjadi contoh bagaimana nilai-nilai Islam mampu menciptakan lingkungan yang lebih adil, penuh harap, dan meminimalkan dorongan untuk "kabur". Dengan mengerahkan ikhtiar terbaik dan berserah diri kepada Allah, setiap individu dapat meraih kehidupan yang lebih baik tanpa harus melarikan diri dari masalah yang dihadapi.
0 comments:
Posting Komentar