SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Kamis, 15 Februari 2024

Oleh. Rita Handayani





Kesehatan merupakan hal vital dalam kehidupan, mulai dari skala individu, masyarakat, hingga negara. Tentu aktivitas tidak akan bisa berjalan baik jika kesehatan bermasalah. Untuk itu sangat penting adanya edukasi yang kuat dan tepat guna meningkatkan kewaspadaan di tengah mencuatnya kasus DBD saat ini.


Peningkatan kasus DBD, meningkat seiring dengan kenaikan temperatur yang tinggi dan peningkatan curah hujan atau masuknya musim penghujan. Negara yang beriklim tropis dan subtropis memang memiliki risiko sangat tinggi terhadap penularan dari virus dengue penyebab DBD.


Data dari kementerian kesehatan RI, sampai dengan Minggu ke-52 tahun 2023 telah tercatat 98.071 kasus DBD dan terdapat 764 kematian. Sementara dalam sepanjang awal tahun 2024 juga telah banyak korban meninggal dari serangan virus aedes aegypti ini.


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular, disebabkan dari virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. Jika gejala DBD ini terlambat dikenali dan juga diobati, maka bisa mengakibatkan perdarahan dalam berbahaya. Untuk itu, butuh upaya nyata dalam pencegahan demam berdarah, tidak hanya diri sendiri dan skala rumahan tetapi harus sampai pada kebijakan negara.


DBD sebenarnya jenis penyakit yang bisa dicegah melalui beberapa langkah. Yang perlu dilakukan secara terpadu oleh berbagai kalangan tertentu. Yaitu mulai dari keluarga, masyarakat, dan juga negara.


Pertama, Peran Keluarga


Slogan pencegahan DBD yang biasa disosialisasikan, seperti 3M: Menguras, Menutup, dan Mengubur. Prinsipnya ternyata tidak hanya itu. Hal yang paling utama adalah memastikan agar tidak sampai digigit nyamuk aedes aegypti, demi menghindari penularan demam berdarah. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menjaga lingkungan tetap bersih dan menggunakan penangkal nyamuk agar tidak berkembang biak.


Adapun aksi nyata yang bisa dilakukan di rumah adalah:

  1. Menguras bak mandi minimal seminggu sekali.

  2. Jika memiliki wadah penampungan air lainnya juga harus turut dibersihkan minimal dua kali seminggu.

  3. Pasang kasa pada setiap lubang ventilasi dan jendela untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.

  4. Memasang kelambu di kamar tidur dan di ranjang bayi.

  5. Tidak menggantungkan atau menumpukan pakaian terlalu lama. Baik pakaian kotor maupun bersih.

  6. Menggunakan losion antinyamuk saat diperlukan. Seperti ketika hendak tidur, mau keluar rumah, dan saat ke tempat terbuka lainnya.

  7. Gunakan pakaian tertutup saat beraktivitas di dalam atau di luar rumah. Agar lebih efektif dalam pencegahan demam berdarah, bisa dengan menyemprotkan permethrin pada pakaian, kaos kaki, sepatu dan lainnya sebelum dipakai. Jangan lupa, perhatikan cara pemakaian permethrin pada kemasannya.

  8. Pangkas dan bersihkan tanaman liar yang ada di pekarangan rumah.

  9. Menghias rumah dengan tanaman antinyamuk. Seperti, serai wangi, daun peppermint, bunga lavender, dan bunga geranium.

  10. Meningkatkan daya tahan tubuh, bisa dengan cara mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga.

Itulah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah demam berdarah dengue secara individu dan keluarga di rumah.


Kedua, Peran Masyarakat


Tentu keberhasilan pencegahan DBD dan peningkatan kesehatan masyarakat tidak hanya bertumpu pada skala keluarga saja. Karena lingkungan masyarakat pun harus bersih dan tertata rapi. Di sinilah masyarakat punya peran aktif dalam pencegahan DBD. Peran tersebut diantaranya adalah:

  1. Gotong royong membersihkan selokan atau irigasi, juga memangkas tanaman liar di lingkungan masyarakat.

  2. Tidak membuang sampah sembarangan.

  3. Menanam tanaman antinyamuk di depan rumah masing-masing warga dan di lingkungan pos

  4. Lakukan kegiatan fogging, yaitu dengan penyemprotan obat nyamuk yang menjangkau area lebih luas. Fogging paling bagus dijadwalkan pada jam 05.30-07.30 pagi atau 16.30-18.30 sore. Itulah waktu nyamuk DBD aktif keluar dari sarangnya.


Lingkungan yang sehat, bersih, dan aman akan meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak, keluarga, dan masyarakat. Sehingga akan tumbuh generasi yang produktif dan berdaya saing.


Namun sayangnya tidak semua keluarga dan masyarakat sekitarnya, mampu mendapatkan lingkungan yang baik, kebutuhan gizi tercukupi, dan sanitasi yang memadai. Kesehatan ekonomi memiliki pengaruh besar untuk terciptanya lingkungan yang sehat dan tercukupinya nutrisi pangan. 


Indonesia masih memiliki sejumlah kalangan masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem. Menyebabkan mereka hidup dengan perut lapar dan harus rela tinggal di lingkungan yang kumuh, jauh dari kata sehat dan bersih. Untuk itulah, negara punya peran penting agar pencegahan DBD bisa optimal.


Ketiga, Peran Negara


Negara sebagai benteng terkuat untuk melindungi generasi memiliki peran penting dalam pencegahan dan penanggulangan kasus DBD. Setidaknya, pemerintah memiliki fungsi:

  1. Berkewajiban untuk mengedukasi seluruh warga negaranya, terkait kesadaran akan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan diwujudkan dengan sistem yang kuat untuk terlaksananya hal tersebut.

  2. Negara juga berkewajiban untuk mengedukasi dan mendukung para kepala keluarga agar mampu memenuhi kebutuhan keluarganya hingga terentaskan dari kemiskinan.

  3. Jika dibutuhkan negara juga dapat mensosialisasikan vaksin dengue.

  4. Pada saat sama negara juga harus menyiapkan RS untuk menangani penderita yang membutuhkan rawat inap. Negara memfasilitasi kebutuhan layanan kesehatan secara unggul, kuat, tepat, dan gratis.


Demikianlah dengan bersinerginya tiga pilar kehidupan (keluarga, masyarakat, dan negara) maka lingkungan sehat dan aman bisa terwujud. 


Semua itu memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, maka penting bagi negara untuk mengambil alih semua SDA yang sudah dikuasai swasta. Agar dikelola oleh pemerintah yang hasilnya masuk ke kas negara untuk disalurkan kepada rakyat, melalui kesehatan gratis, pendidikan gratis, dan kemudahan dalam semua akses publik.


Wallahualam bissawab.

0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts