SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Jumat, 16 Februari 2024

Oleh. Sendy Novita 

(praktisi pendidik)





Wulan, seorang ibu di Kota Surabaya tega menganiaya anaknya, AP (6)  hingga tewas yang pada akhirnya ditangkap polisi di Jalan Bulan Banteng. Kasus lainnya pembunuhan sadis yang juga dilakukan seorang ibu  NR (22) terhadap anak balitanya dengan martil, cukup menggegerkan desa Gedangsewu Kecamatan Pare Kediri. Selanjutnya, kembali seorang ibu berinisial RS (34) warga Banyumanik, Semarang tega membunuh anaknya, KA (4), saat menginap di kamar 229 Hotel Neo Semarang hanya karena terlilit pinjol. 

Masih banyak kasus- kasus serupa yang terjadi di tanah air, mungkin tak akan cukup jika dituliskan dan ditampilkan sebagai fakta untuk dicermati. Kenapa bisa seorang ibu yang fitrahnya sebagai pelindung dan penyayang melakukan tindakan keji tersebut?


Sebagai Pemerhati Parenting Nopriadi Hermani, Ph.D. kepada media-umat.info, Sabtu (9/12/2023) menyampaikan jika kondisi masyarakat saat ini memang sedang tidak baik- baik saja. Menurutnya, kondisi ini dikarenakan udara kehidupan yang sekuler-kapitalis, sehingga mentalitas dan perilaku mereka menjadi jauh dari nilai-nilai keislaman. Artinya, masalah kesehatan jiwa atau mental telah menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan di tengah-tengah masyarakat, baik di tingkat global maupun nasional.


Diketahui dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 saja, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Celakanya, stres maupun depresi, berikut kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), akhirnya menjadi hal lumrah dan biasa saja.


Faktor Ekonomi


Sekretaris Jenderal Komnas Anak, Arist Merdeka Sirait saat dihubungi Tempo, Ahad (17/1) menyampaikan bahwa faktor kemiskinan sangat berpengaruh. Menurut Arist, anak-anak sangat rentan menjadi obyek kekerasan orang tua maupun orang dewasa yang dekat dengan mereka. Berdasarkan data kasus yang masuk ke Komnas Anak, sepanjang 2009 terdapat 1.998 kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua maupun orang dekat anak tersebut.


Setali tiga uang dengan pendapat Nopriadi Hermani, Ph.D bahwa penyumbang utama mengenai permasalahan mental pada masyarakat, terutama yang memiliki anak adalah ekonomi.


Bahkan menurut sebagian pihak, faktor susahnya dalam mencari pekerjaan dan penghasilan yang minim, menjadi alasan utama ekonomi terganggu. Tak ayal, Nopriadi pun menilai kesulitan ekonomi ini merupakan tekanan yang sangat membebani kehidupan masyarakat, utamanya tekanan pada mentalitas.


Ditambah pemerintah yang semakin abai terhadap kebutuhan dasar masyarakat, lebih sibuk dan fokus dengan urusan kekuasaan daripada melakukan perbaikan ekonomi, ataupun penyelesaian masalah masyarakatnya.


Solusi Islam


Dengan sangat jelas kita melihat bahwa masalah utama adalah salah aturan disertai dengan salah urus dan salah yang mengurus. Perlu sebuah sistem yang sangat jelas dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Islam sebagai sebuah aturan memaparkan dengan sangat rinci bagaimana aspek kehidupan manusia baik individu, keluarga, masyarakat bahkan negara mempunyai peranan yang sangat penting. 


Pada level individu, orang-orang beriman akan memiliki kesehatan mental yang sangat baik. Akidah dan cabang-cabangnya seperti masalah tawakal, qanaah, rezeki, sabar, syukur, dan lain-lain akan membuat seseorang menjadi pribadi yang sehat secara mental dan spiritual. Bahkan dalam menghadapi permasalahan hidup, akan selalu berikhtiyar dalam menyelesaikan sehingga keimanan akan menjadi benteng yang kokoh dalam menjaga mental. Dengan iman semua akan berbuat pada standar agama, tentu akan jarang dijumpai kekerasan dalam rumah tangga, penganiayaan bahkan hingga taraf pembunuhan. 


Dalam level keluarga, Islam akan menjadikan para anggota keluarga sebagai sosok peduli, kasih sayang, saling menjaga bahkan melaksanakan tanggung jawabnya secara maksimal. Firman Allah Swt. dalam QS. At-Tahrim: 6 yang artinya: ‘Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.’


Pada level masyarakat akan terlihat amar ma’ruf nahi mungkar terbangun sikap saling peduli dan menjaga. Dengan demikian, anggota masyarakat tak akan sendiri dalam menghadapi masalah pribadinya.


Terakhir, di level negara yang terinstal nilai-nilai dan aturan Islam akan menjadikan negara yang mengurusi dan menjamin terpenuhi kebutuhan pokok rakyatnya. Negara akan berusaha memenuhi kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan,  menjamin (tersedianya) pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan bagi masyarakat dengan pelayanan terbaik dan gratis. 


Walhasil, dengan jaminan terpenuhinya kebutuhan pokok tersebut, masyarakat akan merasa ringan menjalani kehidupan termasuk menjadikan sehat fisik dan mental. Karenanya, amatlah penting sebuah proses politik dalam hal ini memilih pemimpin amanah yang sesuai ajaran Islam. Sehingga, terjagalah jiwa, agama, akal, kehormatan dan harta rakyatnya.


Wallahualam bissawab.



0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts