Oleh. Agustia Wahyu Tri Anggraeni, S.Pd
(Pengajar)
Pendidikan di sekolah-sekolah elite semakin sulit dalam menjaga adab dan akhlak. Fenomena bullying kembali merajalela di lembaga-lembaga pendidikan, menjadi tantangan serius yang menggerogoti moral generasi muda. Salah satu peristiwa mencolok adalah kasus perundungan di Binus School Serpong, Tangerang, yang menjadi sorotan publik setelah video perundungan siswa viral di media sosial.
Polisi telah memulai penyelidikan terhadap kasus perundungan ini setelah menerima laporan dari korban. Kasus ini melibatkan delapan saksi yang terlibat dalam kejadian tersebut, seperti yang dijelaskan oleh Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan, AKP Alvino Cahyadi.
Korban mengungkapkan bahwa perundungan terjadi dua kali, pada tanggal 2 Februari dan 13 Februari 2024, yang dilakukan oleh sekelompok senior yang tergabung dalam sebuah geng di sekolah. Tindakan pihak sekolah untuk mengeluarkan 3 dari 11 terduga pelaku menunjukkan respons terhadap kasus ini.
Fenomena perundungan bukanlah hal baru, dan data menunjukkan peningkatan kasus perundungan, baik dalam bentuk fisik, verbal, relasional, ataupun cyberbullying. Data dari Asesmen Nasional dan Rapor Pendidikan mengindikasikan bahwa sekitar 24,4% peserta didik mengalami berbagai bentuk perundungan di Indonesia.
Komnas PA mencatat ada 16.720 kasus perundungan yang melibatkan anak-anak di bangku sekolah sepanjang tahun 2023. Hal ini menjadi perhatian serius terhadap kondisi moral generasi muda yang terpapar dengan kekerasan di lingkungan pendidikan.
Meskipun pemerintah telah melakukan upaya pencegahan terhadap bullying di sekolah, namun tantangan dalam menangani perilaku generasi yang semakin brutal dan beringas masih ada. Hal ini juga dipengaruhi oleh orientasi hidup yang semakin menjauh dari nilai-nilai agama dan lebih mengutamakan kesenangan dunia.
Dampak dari sistem pendidikan yang cenderung sekuler juga memperkuat budaya perundungan di kalangan pelajar. Hal ini menimbulkan keprihatinan karena generasi muda cenderung menjadi materialistis, hedonis, dan kehilangan nilai-nilai adab dan akhlak yang baik.
Pengawasan yang minim dari pihak sekolah dan orang tua turut memperburuk situasi ini, di mana banyak pelajar tumbuh dengan pengaruh budaya sekuler dan kurangnya pengawasan terhadap perilaku mereka.
Pendekatan Islam menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis nilai-nilai agama Islam sebagai solusi untuk melahirkan generasi yang cerdas dan bertakwa. Hal ini mencakup implementasi sistem pendidikan yang berakar pada nilai-nilai Islam dan kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat.
Selain itu, peran negara juga sangat penting dalam melindungi generasi muda dari kerusakan moral dengan memberlakukan sanksi yang tegas. Sesuai dengan prinsip syariat Islam bagi pelaku kejahatan, termasuk kasus perundungan di lingkungan sekolah.
Wallahualam bissawab.
0 comments:
Posting Komentar