SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Jumat, 10 Mei 2024

Oleh. Anizah

(Penulis dan Aktivis Kota Blora)







Nama putri mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sedang menjadi perbincangan publik. Itu karena Camillia Laetitia Azzahra atau biasa disapa Zara mengumumkan untuk melepas kerudung.


Zara lewat akun instagramnya @camilliazr mengumumkan keputusannya yang melepas kerudung pada jumat (5/4/2024). (detik.com, 06/04/2024)


Zara menjelaskan alasannya melepas kerudung Dia menyinggung bahwa baik itu tidak dinilai dari penampilannya tapi dari hati yang bersih.

"karena bagi aku, secara personal seorang muslim yang baik adalah mereka yang melakukan syariat ajaran agama dari hati, bukan soal penampilan tapi soal hati yang bersih", jelas Zara.


Ucapan Zara seperti ini seperti halnya orang yang berpikiran sekularisme yaitu memisahkan agama dari kehidupan. 


Sebelum Zara mengumumkan untuk melepas kerudung Zara mengunggah foto di akun instagramnya tentang buku bacaannya, buku itu berjudul "sapiens" karya penulis Israel, Yuval Noah Harari.


Buku "Sapiens" pertama kali dirilis pada tahun 2014. Secara singkat, buku ini merupakan bahan sejarah tentang riwayat umat manusia dari masa prasejarah hingga sekarang.

Dalam bukunya Yuval menceritakan secara gamblang soal revolusi umat manusia dari mulai Homo Erectus, Homo Neanderthal, hingga Homo Sapiens. (Suara.com, 18/04/2024)


Membaca buku karya non Muslim tidaklah masalah, di dalam Islam sendiri termasuk bersifat umum jadi siapapun boleh membacanya. Hanya saja pemikiran dari sang penulis yang menuangkan isi pemahaman dan pemikirannya yang harus kita olah. Apakah sesuai dengan Islam atau malah bertentang dengan Islam.


Mungkin banyak kasus remaja seperti Zara ini yang setelah membaca buku dari Yupal malah menjadi bimbang dalam menentukan kehidupan.


Zara sendiri dalam unggahan instagram nya ingin mencari jati diri setelah melepas kerudungnya.


Ditambah lagi Zara sedang menempuh pendidikannya di Inggris, negara yang menjunjung tinggi kebebasan. Dan lingkungannya yang kurang support untuk menunaikan syariat Islam.


Inggris merupakan Negara sekuler yang sangat menjunjung tinggi HAM, jadi dengan mengatasnamakan HAM seseorang bebas melakukan apa saja termasuk melepas hijabnya. 


Bahayanya Sekularisme


Sekularisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan manusia. Tidak ada ruang bagi aturan Sang Pencipta (syariat Islam) untuk mengatur manusia menjalani kehidupannya. Agama hanya sebatas aktivitas ritual yang hanya ada di tempat-tempat ibadah. Sungguh sekularisme sangat berbahaya dan tidak layak diambil oleh umat Islam, terutama remaja muslim.


Remaja yang mengadopsi paham sekularisme akan mengakibatkan berbagai kerusakan. Moral generasi menjadi rusak, tidak beradab, kepribadian liberal, bahkan tidak takut dengan Sang Pencipta yakni Allah Ta'ala.


Ada beberapa indikasi bahwa sekularisme berhasil melahirkan generasi rusak. Pertama, hilangnya nilai-nilai Islam dari generasi hingga akhirnya menciptakan individu hedonis dan liberal. Kedua, dalam berpendidikan melahirkan generasi rapuh tanpa adab, karena pendidikan sekuler yang diterapkan memisahkan agama dari kehidupan. Ketiga, bebas berbuat dan bebas berpendapat.


Prinsip sekularisme juga menentukan baik dan buruknya sesuatu dengan akal manusia, bukan berdasarkan wahyu Allah Ta'ala.


Peran Penting Keluarga


Harus menjadi alarm bagi setiap keluarga muslim, bahwa akidah sekularisme beserta turunannya telah mendominasi berbagai interaksi di masyarakat, termasuk dunia remaja.


Orang tua tidak boleh lengah dan abai terhadap apa yang terjadi pada anak remaja mereka setiap harinya. Keluarga muslim harus senantiasa menanamkan Islam, berupa akidah dan syariat kepada anak-anaknya sedari dini.


Kita tidak bisa berharap kepada sekolah atau lingkungan sekitar untuk memahamkan anak-anak umat Islam terkait akidahnya. Apalagi semua ranah kehidupan diluar rumah, termasuk sekolah telah didominasi akidah sekuler. 


Kehidupan sekuler begitu sistematis diterapkan dalam setiap inci kehidupan. Mulai dari keluarga, lingkungan masyarakat hingga negara. Lihatlah betapa banyak orang tua tidak bisa berkutik saat anaknya melepas kerudungnya. Bahkan mereka menghormati keputusan anaknya dengan alasan sebagai bentuk proses pencarian jati diri. Sedangkan sejatinya mereka membiarkan anaknya masuk jurang api neraka.


Tidak sedikit anak remaja muslimah yang hidup di Barat yang terpengaruh oleh kehidupan sekuler yang sangat kental. Alhasil, ia harus melepas kerudung agar bisa diterima oleh masyarakat di sana. Keimanan dan ketakwaan yang lemah menjadikan mereka mudah mengikuti kebebasan masyarakat Barat meskipun harus bertentangan dengan syariat.


Butuh Islam untuk Menyelamatkan Remaja Rusak


Remaja yang taat syariah hanya bisa terwujud dengan diterapkannya syariat Islam di segala sendi kehidupan, dengan diterapkannya syariat Islam remaja akan terjaga akidahnya dari pemahaman yang salah dan dari pemikiran yang tercemar oleh bangsa Barat.


Agar akidah remaja selamat dimanapun mereka berada, maka harus diterapkan seluruh peraturan Islam dalam naungan khilafah. Negara khilafah akan menerapkan hukum Allah dalam semua aturan kehidupan, mulai dari sistem bernegara hingga berbagai interaksi di masyarakat.


Remaja akan berada di dalam benteng yang kokoh karena adanya pelindung yaitu negara khilafah. Negara akan melindungi setiap anak umat dari serangan akidah lain yang menyesatkan dan menyengsarakan hidup manusia. 


Tidak hanya melindungi, negara berasaskan akidah Islam juga akan membina kaum muslim khususnya remaja. Sehingga mereka semua akan paham akidah dan syariat Islam.


Media yang ada di negara khilafah juga akan menghadirkan tayangan dan informasi serta buku bacaan yang menguatkan akidah dan mencerdaskan umat. Serta akan menyaring buku bacaan akidah lain untuk tidak masuk ke dalam negara khilafah karena dapat membahayakan umat.

Wallahualam bissawab. 


0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts