SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Kamis, 09 Februari 2023

Oleh. Yuli Atmonegoro

(Aktivis Dakwah Serdang Bedagai)





Pesatnya perkembangan zaman, membuat manusia sibuk dan berlomba-lomba untuk meraih apa yang mereka anggap sebagai kesuksesan. Standar kesuksesan yang mereka pakai adalah materi. Seperti karir yang bagus, kedudukan yang tinggi, bergelimang harta, ketenaran dan kesenangan lainnya. 


Tapi tanpa mereka sadari, semua itu hanyalah semu dan tanpa mereka sadar pula, jalan mereka untuk meraih kesuksesan itu justru adalah kesempatan bagi para penjajah untuk menghancurkan indonesia. Sungguh halus dan rapi cara mereka menjajah indonesia. Sampai-sampai orang sekaliber profesor dan para petinggi negara tidak menyadari sedikitpun. 


Alih-alih memajukan Negeri dan menyejahterakan rakyat. Mereka malah bekerja sama untuk menghancurkan Negeri tercinta ini, dan menyengsarakan rakyat dengan cara mengikuti apa-apa yang penjajah perintahkan dengan berkedok investor atau kerja sama antar Negara. Adapun cara-cara mereka menjajah negeri ini dengan cara-cara yang terlihat baik, "bak" sang pahlawan.


Diakui atau tidak, kehancuran negeri tercinta ini sudah tampak nyata, dan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, terlebih bagi rakyat menengah kebawah. Rakyat semakin sengsara dengan kondisi ekonomi yang kian terpuruk akibat utang negara hingga ribuan triliun. Juga kebobrokan moral dan ketidakpedulian pemerintah dalam memahami penderitaan rakyat, semakin membuat negeri ini tidak tentu arah.


Lalu, apakah benar negeri kita ini sedang dijajah? Kalau benar, dengan cara apa mereka menjajah kita? Bukankah negeri kita sudah merdeka, dan tidak ada lagi peperangan di negeri kita yang dianggap "aman dan tentram" ini. 


Tentu saja mereka tidak akan menjajah kita dengan senjata, tetapi dengan cara menyusupkan pemahaman dan perilaku yang buruk dalam benak umat. Lalu menghancurkannya secara perlahan. Sehingga hampir seluruh rakyat tidak menyadarinya.


Kita semua tahu, ideologi yang berkuasa saat ini adalah ideologi sekuler kapitalis, yaitu sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Jadi, apapun yang orang lakukan, tidak lagi mengambil agama sebagai tolok ukur suatu urusan, tingkah laku dan perbuatan. Sistem ini membuat rakyat tak berpijak pada fitrahnya sebagai hamba Allah.


Padahal Allah, yang menciptakan manusia dengan sempurna, didukung oleh fitrah-fitrah yang ada pada diri hamba itu sendiri. Sebagai bentuk dari kebesaran Allah yang wajib kita yakini. Melalui ideologi sekuler kapitalis ini, kita dijajah dan dijauhkan dari fitrah sebagai seorang hamba Allah yang mulia.


Ada 3 jalan pintas untuk para penjajah menghancurkan kita tanpa harus mengangkat senjata, yaitu:


1. Keluarga


Perlahan tapi pasti dan jelas tanpa disadari, sebagian besar keluarga telah hancur, bahkan luluh lantah. Disebabkan oleh masuknya pemahaman sekuler kapitalis dalam keluarga. Melalui berbagai macam propaganda, yaitu fun, food, and fashion.


Fun


Rakyat disuguhkan dengan gamblang melalui berbagai media, baik televisi, sosial media bahkan media cetak. Saat ini sangat mudah sekali untuk kita mendapat iming-iming kesenangan. Agar kita tertarik dan akhirnya ikut bersenang-senang mengikuti mereka para penjajah moral. 


Segala sesuatu diarahkan untuk memamerkan segala kesenangan yang mereka rasakan agar orang lain terhipnotis dan ikut melakukannya. Seperti contoh pornografi, porno aksi dan semacamnya. Sehingga keluarga-keluarga yang kurang pemahaman agama, dengan mudah terjun dan terjerumus melakukan hal-hal yang tidak pantas. Tak pandang bulu, pornografi dan pornoaksi menjangkiti semua usia. Baik anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua pun tak terlewatkan. 


Pergaulan bebas pun menjadi salah satu kesenangan semu yang nyata dapat menghancurkan keluarga-keluarga saat ini. Dapat kita lihat bagaimana tingginya tingkat perceraian akibat bebasnya para suami-suami atau istri-istri dalam bergaul. Bermudah-mudah dalam bercampur baur di setiap keadaan dan mereka melupakan batas-batas bergaul sehingga terjadi perselingkuhan. Tak ayal, perpecahan pun tak dapat dihindari. Maka hancurlah sebuah keluarga karena pergaulan bebas.


Pergaulan bebas pun juga menjangkiti para pemuda kita. Banyak dari mereka telah melakukan seks bebas di usia yang masih sangat dini dan dianggap hal biasa. Bahkan perilaku seks menyimpang yaitu elgebete, juga menjadi hal lumrah. Ironisnya, penyimpangan seksual ini justru dilindungi oleh negara dengan mengesahkan hukum-hukum yang berkaitan dengan kebebasan seksual serta segala penyimpangannya. 


Hal ini jelas telah menghancurkan moral para pemuda kita. Sehingga kebobrokan perilaku para pemuda telah membuat wajah negeri ini diinjak-injak oleh para penjajah yang merasa berhasil dalam misi besar mereka. Selain sukses menguasai sumber daya alam juga sukses merusak para pemudanya.


Tidak ketinggalan, kaum lansia yang seharusnya beristirahat dan fokus melakukan ibadah, juga termasuk pelaku seks bebas dan kerap viral di berbagai media. Banyak yang menayangkan tentang kebrutalan kaum lansia ini dalam memenuhi kebutuhan biologisnya, dengan cara-cara yang memalukan. Ada kakek yang memperkosa cucunya, bahkan anak-anak di sekitar tempat tinggalnya yang seharusnya disayangi dan dilindungi. Mereka menjelma menjadi predator yang menghantui para orang tua yang memiliki anak yang notabene belum bisa menjaga diri mereka sendiri.


Disamping kesenangan dalam hal seksual, rakyat juga dipaparkan dengan kesenangan lain. Yakni dengan menghadirkan contoh dari publik figur yang mempertontonkan bagaimana bahagia mereka hidup dalam gelimang harta, terkenal dan disanjung seantero negeri. Alhasil, banyak dari pemuda negeri ini yang bertingkah "bak" artis terkenal.


Mereka melakukan cara-cara yang buruk serta memalukan untuk mendapatkan ketenaran seperti publik figur yang mereka saksikan hampir di semua media, yang mudah kita saksikan karena ada dalam genggaman kita yakni gadget. Tentu saja, buaian ketenaran dan sanjungan itu membuat pemuda enggan untuk belajar. Tak lagi terpikir untuk memajukan negeri, baik dalam bidang pendidikan, teknologi, perdagangan dan lain sebagainya.


Mereka yang telah berkeluarga pun turut terjangkiti virus ini. Akhirnya, pemikiran mereka terbagi, antara mengurus keluarga dan segala kesenangan di luar sana yang tanpa mereka sadari dapat merusak ketenangan keluarga mereka. Bukan hanya itu, mereka juga tidak memikirkan tentang hal lain yang lebih baik untuk kemajuan hidup dan masa depan yang baik, yang sesuai tuntunan agama. Parahnya lagi, mereka hanyut dalam angan-angan semu dan ingin mendapatkan kesenangan dengan cara instan.


Food


Selain dengan kesenangan semu di atas, kita juga dijajah dengan cara yang sangat lembut yaitu dari makanan dan minuman.


Mmmm, yang benar saja, kita dijajah dengan makanan?


Ya, dengan cara ini ternyata mereka berhasil. Sebagai buktinya, dapat kita saksikan, bagaimana beragamnya jenis makanan dan minuman yang dapat kita nikmati, tak peduli makanan itu berasal dari mana dan dibuat dari bahan apa. Sudah sangat jelas dalam aturan Islam bahwa daging babi adalah salah satu bahan yang diharamkan untuk dikonsumsi dan digunakan untuk apapun.


Tetapi, kenyataannya banyak makanan yang menggunakan daging, minyak, dan kulit babi untuk dicampur dengan makanan yang halal. Sehingga menjadi makanan yang biasa dikonsumsi oleh semua rakyat di negeri ini, seperti ice cream, tambahan bahan dalam pembuatan coklat dan penyedap makanan. Sungguh halal haram sudah bukan menjadi hal utama lagi dalam mengukur standar kebolehan mengonsumsi suatu makanan. Yang terpenting adalah kenikmatan lidah dalam menyantap berbagai macam makanan. Lalu apa dampak makanan haram yang masuk ke dalam tubuh kita?


Tentu saja hal buruk akan terjadi, yaitu kerusakan pada jaringan tubuh kita. Karena daging babi mengandung bakteri-bakteri yang merusak kesehatan tubuh manusia. Hal yang 

paling parah adalah kerusakan pada perilaku, karena manusia akan berperilaku sesuai dengan yang ia konsumsi.


Fashion


Tak hanya dengan dua cara di atas, ternyata keluarga juga dijajah melalui fashion. Bagaimana tidak, kemajuan dunia fashion yang sangat pesat, telah meracuni hampir seluruh lapisan masyarakat. Tak hanya kalangan elit, bahkan kalangan menengah kebawah pun tak ketinggalan terjangkit virus ini. 


Model pakaian, tas, sepatu dan aksesoris yang beragam seolah tak pernah memuaskan hati bagi para pecinta fashion. Hampir setiap bulan tercipta model terbaru. Dampaknya, kesalahan dalam mengatur keuangan keluarga demi memperturutkan kegilaan ini, membuat banyak keluarga terpuruk kondisi keuangannya. Karena kesalahan ini pula, ada rasa tidak bersyukur atas rezeki yang dimiliki dalam hati dan benak masyarakat.


Setelah itu, timbullah tuduhan buruk terhadap si tulang punggung keluarga bahwa mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini sudah pasti menciptakan keretakan-keretakan dalam rumah tangga yang akhirnya dapat memecah belah keutuhan rumah tangga. Akibat terburuknya adalah terjadi perceraian.


To be continue.


0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts