SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Minggu, 19 Februari 2023

Oleh. Rita Handayani

(Penulis dan Founder Media)



Ragam Formula - Memang ya bestie ragamers, untuk bisa menahan rasa marah sangat sulit. Apalagi ketika rasa itu sudah memuncak. Namun ayat-ayat di atas memberikan petunjuk, bagaimana cara kita bisa menahan kemarahan. Jika kita menelaah dalil-dalil di atas akan tampak jelas bahwa menahan amarah, hanya bisa dilakukan apabila hati bestie ragamers memiliki kesiapan untuk memaafkan. Demikian juga sebaliknya, seseorang yang mudah dalam memaafkan kesalahan orang lain, akan mudah bagi dirinya dalam menahan dari kemarahan.


Allah Swt. banyak memberikan pujian bagi orang yang mampu menahan amarah dan bisa memaafkan kesalahan orang lain. Seperti Allah menyukai kebajikannya, dia termasuk orang yang melakukan keutamaan, ia termasuk telah mampu berpaling dari orang yang bodoh, kemudian Allah janjikan akan mendapat kemuliaan, diangkat derajatnya mendapat rahmat dari Allah hingga diampuni dosanya oleh Allah Swt.


Bahkan, tak tanggung-tanggung, Allah Taala menjanjikan surga bagi mereka yang mampu menahan amarah dan bisa memaafkan. Sebagaimana ayat sebelum Ali imran 134.


۞ وَسَارِعُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالۡاَرۡضُۙ اُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِيۡنَۙ‏ ١٣٣


"Dan bersegeralah kamu untuk mencari ampunan dari Tuhanmu serta mendapatkan surga yang luasnya Seluas Langit Dan Bumi yang telah disediakan bagi orang-orang yang bertakwa"


Kemudian dilanjut ayat selanjutnya Ali Imran 134, yang berbunyi:


 الَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالۡكٰظِمِيۡنَ الۡغَيۡظَ وَالۡعَافِيۡنَ عَنِ النَّاسِ​ؕ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الۡمُحۡسِنِيۡنَ​ۚ‏ ١٣٤


Yaitu orang yang berinfak baik pada waktu lapang maupun sempit. Juga orang yang bisa menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain dan Allah mencintai orang yang telah berbuat kebaikan.


Mereka akan disukai oleh Allah SWT, sesama manusia, dan juga malaikat-Nya. Bagaimana dengan kisah-kisah para sahabat.


Sebuah kisah dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Mengisahkan ada seorang lelaki yang datang kemudian berkata: "Ya Rasulullah aku mempunyai kerabat dan aku suka sekali menyambungkan kekerabatan kepada mereka, tetapi mereka malah memutuskannya. Aku berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka berbuat buruk kepadaku. Aku mengerti keadaan mereka, tetapi mereka tidak mau mengerti keadaanku." Lalu Rasulullah saw. bersabda "Jika engkau tetap seperti yang telah engkau katakan tadi, maka engkau menjadikan muka-muka mereka layaknya warna debu (kelabu) dan tidak akan henti-hentinya engkau mendapat pembelaan dari Allah Swt. atas mereka selama engkau konsisten atas apa yang engkau lakukan itu."


Kisah selanjutnya adalah kisah Umar yang telah banyak mendapatkan penderitaan juga penyiksaan dari Ibnu Iyas kemudian Umar berkata: "Wahai Ibnu Iyas, engkau jangan tenggelam dalam mencaci makiku dan berikanlah tempat untuk berdamai. Karena kami akan menghadapi orang yang menentang Allah yang menganiaya diri kami, dengan cara meningkatkan ketaatan kepada Allah dalam menghadapi orang itu."


Selain itu ada juga sebuah kisah dari Abu Bakar RA, Rasulullah Saw. memberikan nasihat elegan dan pesan yang istimewa supaya seseorang yang dicaci atau disakiti hatinya tidak perlu membalas dengan perbuatan/perkataan (kotor) yang sama. Bersikap diam, tenang, dan tidak membalas keburukan menjadi jauh lebih suci dibandingkan dengan mengumbar kemarahan.


Suatu ketika Abu Bakar a.s, duduk bersama Rasul Saw. dan mendapat cacian dari seseorang dalam waktu yang lama. Setelah sekian lama dicaci dan tidak kunjung berhenti. Akhirnya, Abu Bakar pun geram dan membalas cacian orang tersebut. Namun, balasan yang dilakukan Abu Bakar a.s, membuat Rasul saw. marah lalu berdiri. Kemudian Abu Bakar a.s, menyusulnya dan berkata "Wahai Rasulullah, dia mencaciku padahal engkau duduk bersamaku. Ketika aku membalas beberapa caciannya, engkau malah marah dan meninggalkanku." Mendengar pertanyaan sahabatnya tersebut, Rasul saw. memberikan nasihat, bahwa ketika Abu Bakar diam ada malaikat yang telah membalaskan cacian untuknya. Tapi sebaliknya ketika cacian itu dibalas datanglah setan.


Beberapa kisah di atas tersebut memberikan inspirasi berharga. Betapa menahan amarah akan mendatangkan kebaikan. Beriringan dengan itu, sikap memaafkan pun harus dibangun. Memang sulit ya, bestie ragamers. Tetapi bukankah kita mendambakan ampunan-Nya?


Perlu dicermati juga bestie ragamers bahwa ketika kita mendapat celaan, Allah dan rasul-nya menganjurkan agar kita bisa menahan diri dari kemarahan. Namun ketika yang dicela, yang dilecehkan, yang difitnah adalah Allah, agama, atau rasul kita maka bestie ragamers tidak boleh diam. Wajib untuk marah, karena ini adalah ranah keimanan. Bestie ragamers wajib membela agama dan keyakinan yang bestie miliki.


Bahkan, Buya Hamka mengatakan "Jika diam saat agamamu dihina maka gantilah bajumu dengan kain kafan." 


Semoga kita termasuk dalam kategori hamba yang mendapatkan ampunan dari Allah Swt. dan surga-Nya. Semoga kita menjadi pribadi yang lebih pandai dalam menahan amarah dan memaafkan. Pada akhirnya, ibadah kita akan disambut dengan ampunan dan rida-Nya.


Wallahualam bissawab.



0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts