SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Sabtu, 24 Juni 2023

Oleh. Rita Handayani

(Penulis dan Founder Media)



"Kekeringan mulai melanda, Polres Blora droping air bersih di Blora" itulah salah satu judul bahasan di media Lingkar Jawa Tengah. Memasuki musim kemarau tahun 2023 ini Kabupaten Blora terindikasi mengalami kekeringan. Sehingga empat desa di Kabupaten tersebut mendapatkan bantuan air bersih. (lingkarjateng.id, 23/6/2023)


Peringatan El Nino 2023 di Indonesia pun dikeluarkan. Oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). El Nino ini merupakan sebutan saat berkurangnya curah hujan dan terjadinya kondisi kekeringan di Indonesia.


El Nino sendiri merupakan kebalikan dari istilah La Nina. Fenomena La Nina adalah berkurangnya potensi pertumbuhan awan. Selain itu meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia.


Apa itu El Nino?


Fenomena El Nino ini lebih identik dengan kondisi musim kemarau. Menurut BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan pada Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik di bagian tengah hingga timur.


Terjadinya pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. Juga mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino ini bisa mengakibatkan terjadinya kondisi kekeringan pada wilayah Indonesia secara umum.


Sehingga, peringatan El Nino pun dikeluarkan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. Ia mengatakan bulan Juni 2023 diprediksi akan terjadinya El Nino. Prediksi El Nino di bulan Juni 2023 meski masih dalam tahap yang lemah. Namun, nantinya akan menguat setelah bulan Juni 2023.


Potensi kekeringan yang akan terjadi di Indonesia ini seolah semakin nyata karena adanya Indian Ocean Dipole (IOD). Yang kondisinya semakin menguat ke arah positif. Kondisi Indonesia akan menjadi lebih kering. Karena, pergerakan ENSO dan IOD yang sama-sama akan menguat ke arah positif pada bulan Juni 2023.


Dampak El Nino


Abdul Muhari, selaku pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

Menegaskan akibat yang akan ditimbulkan dari kekeringan ini akan sangat berdampak pada perekonomian. Untuk itulah, kekeringan yang berpotensi terjadi di sejumlah daerah ini sudah diperingatkan sejak dini. Bahkan juga terkait apel kesiapsiagaan khusus untuk wilayah Sumatra, BNPB mengimbau kewaspadaan pada potensi karhutla.


Kemudian sektor lain yang pasti terdampak juga adalah pertanian. Terutama pada wilayah yang masih mengandalkan sistem tadah hujan. Kekeringan juga menyebabkan ketersediaan air tanah berkurang sehingga akan terjadi kelangkaan air bersih. 


Dampak lanjutannya, tentu saja pada masalah ketahanan pangan. Ketahanan pangan nasional masih bermasalah akibat dari adanya impor pangan yang menggila pada berbagai komoditas. Apalagi jika kekeringan benar-benar akan melanda. 


Sayangnya, rezim penguasa justru telah bersiap untuk meningkatkan volume impor beras. Terbanyak dari India, Thailand, Pakistan, dan Vietnam. Di saat yang sama, inflasi dan krisis finansial juga mengintai rakyat dari berbagai sisi kehidupan. 



Abainya Penguasa


Abainya penguasa terhadap potensi bencana sejatinya menegaskan bentuk keabaian mereka terhadap rakyat. Tak hanya itu minimnya mitigasi bahkan tidak adanya kebijakan untuk antisipatif pada dampak panjang yang akan terjadi di saat masa kekeringan. Bisa mengakibatkan, hajat hidup rakyat tidak terpenuhi ketika berada di tengah bencana.


Penguasa yang tidak mampu memberikan solusi terhadap persoalan yang menghimpit rakyatnya. Seperti saat ada bencana kekeringan, mereka hanya bisa mengimbau tanpa memberikan janji dan upaya pasti dalam penanggulangannya. Itulah penguasa yang abai terhadap rakyat.


Solusi Islam dalam Bencana Ekologis 


Penguasa dalam Islam harus mampu memberikan hal-hal yang memang menjadi hak warganya. Apalagi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, papan. Penguasa juga wajib menjamin hajat hidup rakyat, berupa harta (ekonomi), jaminan hak hidup (nyawa), keamanan, kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan, serta pengelolaan SDA untuk rakyat, juga pencegahan dan penanggulangan bencana alam, dll.


Hal tersebut sesuai dengan perintah syara. Dalam sabdanya Rasulullah saw. Menyampaikan, “Imam/khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad).


Kekeringan atau El Nino sendiri memang bagian dari fenomena alam. Pada saat terjadi, kita dituntut untuk sabar dan ikhlas. Namun, fenomena tersebut juga harus membuat kita introspeksi. Tidak hanya individu namun juga secara nasional mulai dari kebijakan hingga perpolitikan. Alhasil harus lahir kebijakan yang memihak pada kemaslahatan rakyat.


Seperti, adanya alih fungsi lahan memang perlu dilakukan, namun harus harus secara tepat guna dan sasaran. Bukan semata untuk kepentingan para kapital, apalagi dilakukan dengan membabat hutan-hutan primer secara ugal-ugalan. Padahal hutan primer selaku paru-paru dunia itu tidak akan pernah tergantikan oleh jenis hutan apapun yang lain.


Kemudian kepemilikan SDA hingga pengelolaanya, wajib dilakukan hanya untuk kemaslahatan rakyat, bukan untuk para kapitalis baik asing, aseng, maupun lokal. Seperti pemilik konsesi tambang, pembangkit listrik, kilang minyak, developer pemukiman, infrastruktur jalan tol, juga HGU jutaan hektare lahan kelapa sawit, dll. Semua harus dikelola sendiri oleh negara dengan kepemilikan atas nama rakyat, yang hasilnya dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat. 


Semua itu tidak bisa berjalan dalam sistem kapitalisme—yang diwadahi oleh demokrasi— karena faktanya telah menzalimi masyarakat luas. Untuk itulah sistem tersebut layak untuk ditinggalkan, bahkan dibuang pada tempatnya. Solusi cerdasnya, kembalikan pada pangkuan Ilahi yakni dengan kembali pada aturan Islam agar bumi ini kembali menjadi berkah.


Cukuplah dua ayat ini menjadi pengingat besar umat manusia.


Allah Taala berfirman, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar-Ruum [30]: 41).


Juga dalam ayat, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS AL-A'raf [7]: 96).


Wallahualam bissawab. 


0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts