Oleh. Dwi R, S.Si
(Penulis)
Angka kemiskinan yang terus naik, bahkan sampai pada tingkat kemiskinan ekstrem. Disinyalir akan tuntas dengan bantuan modal untuk UMKM. Dikutip dari Kompas.com, Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi. Mengatakan, pihaknya optimis dapat membantu pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
Mereka mengklaim, terdapat 12 juta masyarakat miskin dan beberapa merupakan nasabah PNM. Arief sendiri juga optimis akan mendorong nasabah tersebut untuk lebih sejahtera. Bahkan bisa keluar dari status kemiskinan melalui UMKM.
Faktanya, UMKM sendiri mengalami banyak masalah dalam menghadapi situasi ekonomi saat ini. Sejak pandemi yang melanda negeri ini, banyak usaha kecil menengah yang gulung tikar. Masalahnya bukan hanya pada permodalan yang kurang melainkan daya beli masyarakat yang menurun. Hal ini seperti efek gunung es yang di permukaan tampak kecil padahal di dasar sangat besar.
Permasalahan ekonomi yang membelit negeri ini, sejatinya bersumber pada penerapan sistem ekonomi kapitalistik. Yang hanya menguntungkan para pemilik modal. Seberapa pun usaha pemerintah untuk menuntaskan kemiskinan ini, selama masih menggunakan sistem ekonomi kapitalis, tidak akan mampu menyelesaikan persoalan utamanya.
Pemberian modal untuk UMKM ini tidak akan mampu menuntaskan masalah kemiskinan. Karena problem kemiskinan yang sesungguhnya merupakan masalah sistemik. Sehingga harus diselesaikan secara sistemik pula.
UMKM tidak berdiri sendiri. Mereka berada di bawah kendali para investor dan perusahaan besar yang dikuasai oleh kapitalis asing. Tak heran jika keuntungan tidak dapat sepenuhnya dinikmati. PNM hanya sebuah PT yang membantu sebagian masyarakat untuk mengembangkan usaha agar keluar dari kemiskinan. Namun hal itu sifatnya hanya tambal sulam semata.
Sesungguhnya negeri ini tidaklah miskin. Sebaliknya, kita memiliki sumber daya alam yang luar biasa. Mulai dari hasil hutan, laut, migas, tambang mineral dan batubara. Semua itu adalah aset yang cukup besar untuk menyelesaikan problem ekonomi. Sayangnya, semua kekayaan alam yang kita miliki sebagian besar sudah dikuasai oleh asing sehingga kita tidak bisa menikmatinya.
Berkaca dari sistem Islam yang pernah diterapkan hampir 3 per 4 belahan dunia selama 13 abad lebih. Masalah kemiskinan bisa terselesaikan dengan sistem ekonomi Islam. Sebuah sistem yang berasal dari Sang Pencipta, dimana kepemilikan harta atau kekayaan diatur dengan sangat jelas.
Ada 3 jenis kepemilikan dalam Islam diantaranya, kepemilikan individu, kepemilikan umum dan kepemilikan negara. Asal kepemilikan harta juga diatur dalam Islam. Bisa berasal dari bekerja, warisan, hadiah, zakat, maupun hibah. Hal ini boleh dimiliki secara individu.
Sedangkan kepemilikan umum berupa seluruh sumber daya alam yang terkandung dalam bumi ini. Dalam sebuah hadis dikatakan bahwa manusia berserikat dalam tiga hal: air, api, dan padang rumput.
Semua yang menjadi milik umum tidak boleh dimiliki oleh individu maupun swasta bahkan asing. Karena kepemilikan umum disini harus dikelola negara untuk mencukupi kebutuhan asasiyah rakyat. Baik berupa pendidikan dan kesehatan gratis.
Jika semua sumber daya alam dikelola oleh negara tanpa campur tangan swasta maupun asing, kemiskinan ekstrem negeri ini akan hilang. Negara seharusnya mengatur semua perkara ini dengan jelas. Demi kepentingan rakyat bukan pengusaha dan oligarki.
Sudah saatnya membuang sistem rusak ini dan menggantinya dengan sistem terbaik. Sistem yang berasal dari Pencipta manusia. Karena Islam memiliki mekanisme yang jelas dalam mengentaskan kemiskinan.
Tidakkah kita bisa mencontoh seorang pemimpin Islam bernama Umar bin Abdul Aziz? Pada masa kepemimpinan beliau yang tidak sampai 5 tahun, kemiskinan tidak ditemukan satupun. Bahkan pada masa itu, tak ada seorang pun yang mau menerima zakat. Karena apa? Karena pemimpinnya mampu mengentaskan kemiskinan dengan sistem Islam. So, tunggu apa lagi? Hanya Islam memang yang terbukti mampu menyejahterakan umat.
Wallahualam bissawab.
0 comments:
Posting Komentar