Oleh. Dwi R, S.Si
(Penulis dan Praktisi Pendidikan)
Kekejaman Israel kembali terjadi pada rakyat palestina, ini terjadi dimulainya serangan hamas pada Israel pada tanggal 7 oktober 2023. Selanjutnya Israel menyerang rakyat palestina dengan brutal dan keji. Lebih dari 8100 jiwa wafat dan lebih dari 20.242 orang terluka. Serangan entitas Yahudi kini merambah tepi barat yang telah memakan korban jiwa 115 orang dan korban luka 2.150 orang. Kekejaman Israel terhadap rakyat palestina terjadi bukan kali ini saja. Pada tahun 1948 [kemerdekaan Israel] mengusir sekitar 1 juta warga palestina dari tanah palestina dan,sekitar 15000 warga palestina wafat.
Pada 5 juli 1967 perang terjadi selama 6 hari sebagian besar warga palestina diusir dari bumi palestina sehingga peristiwa dinamakan dengan naksa (perpindahan paksa kedua atau masa kemunduran). Desember 1987 dikenal dengan intifada (perlawanan) pertama, 1070 warga palestina dibunuh tentara Israel, termasuk 237 anak-anak jadi korbannya, lebih 175000 ditangkap. Intifada kedua dimulai pada 28 September 2000 banyak korban jiwa dan perampasan tanah dr warga palestina yang luasnya lebih dari 100.000 ha. Pada tahun 2008, 2012, 2014,dan 2021 ribuan warga palestina telah terbunuh, termasuk anak-anak, dan puluhan ribu rumah, sekolah, masjid, dan gedung perkantoran telah hancur. Pada tahun 2014 saja dalam kurun waktu 50 hari saja, Israel telah membunuh lebih dari 2100 warga palestina termasuk 1462 warga sipil 500 anak-anak, 11000 warga palestina terluka, 20.000 rumah hancur dan 500.000 orang mengungsi. Itulah kekejaman Israel kepada warga palestina.
Akar masalah Palestina-Israel
Ada tanah kaum muslimin yang dirampas oleh zionis Israel, kemudian didirikan negara Israel pada tanggal 14 mei tahun 1948 dengan dukungan negara-negara barat Inggris dan Amerika.yang sebelumnya tanah itu milik kaum muslimin mulai tahun ke 15 hijriyah pada masa khalifah Umar bin Khattab dengan menaklukan negara romawi,dan pada masa itu orang-orang yahudi diusir dari tanah palestina. Jadi sebenarnya Palestina 100% tanah milik kaum muslimin yang dirampas oleh zionis Yahudi.
Masalah Palestina tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam dengan dua alasan:
Pertama, Karena di Palestina ada tempat suci umat Islam yaitu Masjidil Aqsha yang ada di Yerusalem atau Al Quds yang telah diberkati oleh Allah sekelilingnya. Negeri-negeri yang diberkali sekeliling Al Quds tidak lain adalah Syam yang sekarang sudah terbagi-bagi menjadi Palestina, Yordania, Suriah, dan Libanon. Dimana dahulu negeri-negeri tersebut menjadi satu kesatuan.
Kedua, Karena umat Islam di seluruh dunia ini sebenarnya satu tubuh yang tidak bisa dipisahkan oleh sekat-sekat bangsa atau nation state. Hal ini berkaitan dengan masalah ukhuwah islamiyah atau prinsip persaudaraan atas Islam.
Solusi Tuntas untuk Palestina
Sekarang kita menyaksikan pembantaian keji di Palestina para pemimpin dunia bungkam, PBB dan lembaga HAM dunia juga bungkam. Padahal Allah SWT berfirman: “Barangsiapa membunuh seseorang , bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.” (QS. Al Maidah:32)
Sebagai dampak ashobiyah (nasionalisme), mereka—para pemimpin negeri-negeri muslim, mementingkan negeri mereka masing-masing dan abai terhadap penderitaan Palestina. Ditambah lagi kebanyakan dari mereka merupakan antek Barat khususnya AS. “wajar” jika mereka cenderung membiarkan bahkan mendukung tuannya (AS).
Kaum muslimin terikat dengan Palestina dan Yerusalem karena merupakan bagian dari negeri Islam dengan status tanah kharajiyah sejak era Khalifah Umar bin Khathab pada tahun 637M. kaum muslimin juga trikat dengan kaum nasrani Yerusalem untuk melindungi negeri tersebut lewat perjanjian Umariyah.
Untuk itu haram hukumnya mengakui Yahudi di Palestina karena Yahudi adalah penjajah. Haram pula mengambil solusi dua negara seperti usulan PBB dan negara Barat. Sayangnya sejumlah penguasa muslim justru menjalin hubungan diplomatik dengan zionis Israel.
Pengiriman bantuan berupa obat-obatan, makanan, camp-camp pengungsian dan donasi-donasi hanyalah solusi parsial. Palestina butuh solusi fundamental yang dapat membebaskannya dari penjajahan. Satu-satunya solusi untuk Palestina saat ini hanyalah jihad fi sabilillah, mengapa?
Mustahil mengakhiri penjajahan zionis Yahudi lewat jalur politik (perundingan)
Islam mengharamkan bersahabat atau berdamai dengan kaum yang memerangi kaum muslimin. Sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya Allah hanya melarangmu (berteman akrab) dengan orang-orang yang memerangi kamu dalam urusan agama, mengusirmu dari kampung halamanmu, dan membantu (orang lain) dalam mengusirmu. Siapa yang menjadikan mereka sebagai teman akrab, mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. AL Mumtahanan; 9)
Syariat Islam mewajibkan jihad fi sabilillah atas kaum Muslimin ketika musuh memerangi mereka (QS. Al BAqarah; 194). Pun memerintahkan mengusir siapa saja yang mengusir umat Islam (QS. Al Baqarah: 191).
Jihad hukumnya fardhu ‘ain jika kaum muslimin diserang. “Jika musuh telah memasuki salah satu negeri kaum Muslim, maka fardhu ‘ain atas penduduk negeri tersebut untuk memerangi musuh dan mengusir mereka. Juga wajib kaum Muslim untuk menolong negeri itu jika penduduknya tidak mampu mengusir musuh. Hal itu dimulai dari yang terdekat kemudian yang terdekat.” (Syekh Said bin Ali Wahf Al Qahthani, kitab Al Jihad fi sabilillah).
Mustahil berharap pada PBB dan negara-negara barat untuk membebaskan Palestina karena mereka mengakui dan mendukung Israel. Seharusnya Palestina pun didukung oleh kekuatan besar kaum Muslimin. Jika Barat saja bisa bersatu padu menghancurkan Islam, kenapa umat Islam tidak? Palestina bisa bebas jika Khilafah berdiri. Ia akan melindungi Palestina dan mengusir Yahudi.
Sebagaiimana dulu, pada masa Rasulullah SAW, kaum Yahudi (Bani Qainuqa’) diusir dari Madinah karena telah berkhianat. Begitupun pada masa Khalifah Umar bin Khathab , beliau tidak mengizinkan orang Yahudi tinggal di tanah Palestina. Khilafah juga membentengi Palestina untuk terkahir kali dari tipu daya Yahudi Theodore Herzl yang merayu Khalifah Sultan Abdul Hamid II.
Wallahualam bissawab
0 comments:
Posting Komentar