SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Jumat, 01 Desember 2023

Oleh. Siti Nur Azizah

(Penulis Kota Blora)




Berdasarkan surat edaran Mendikbud ristek Nomor 36927/NPK.A/TU.02.03/2023, seluruh instansi pemerintahan, termasuk bidang pendidikan, diperintahkan untuk melaksanakan Upacara Hari Guru pada Sabtu, 25-11-2023. 


Tanggal 25 November kemudian ditetapkan sebagai Hari Guru Nasional. Kisah ini berawal dari Kongres Guru Nasional yang diselenggarakan di Surakarta pada 25 November 1945, semua guru yang hadir bersepakat untuk mendirikan Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Dan ditanggal berdirinya PGRI inipun disepakati sebagai Hari Guru Nasional.


Peringatan Hari Guru Nasional atau HGN tahun 2023 khususnya di kota Cepu Kabupaten Blora, bersamaan dengan HUT ke-78 PGRI. Peringatan ini digelar sangat meriah dengan berbagai lomba dan pentas seni. Pada dirgahayu atau HUY ke -78 PGRI tahun 2023 ini mengusung tema "Transformasi Guru Wujudkan Indonesia Maju" yang diharapkan PGRI mampu menggerakkan guru, pendidik dan tenaga kependidikan unuk melahirkan generasi yang unggul dan berkarakter. 


Adapun tema Hari Guru Nasional atau HGN pada tahun ini adalah " Bergerak Bersama, Rayakan Merdeka Belajar".


Guru, semua setuju jika guru merupakan sosok yang perlu digugu dan ditiru. Mereka mengemban tugas berat karena nasib masa depan anak bangsa ada dipundaknya. Karena itu kita seharusnya berterima kasih kepada mereka "sang pahlawan tanpa tanda jasa".


Namun dengan berat beban yang ada, mereka hanya bisa mengikuti titah penguasa. Dengan menjalankan kurikulum yang diputuskan dan tak mampu menolak meski menjumpai banyak kesalahan.


Berdasarkan Surat Edaran Mendikbudristek tersebut pemerintah seolah ingin menegaskan bahwa pemerintah benar-benar serius menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar. Sebagaimana yang kita ketahui, kurikulum yang digagas oleh Mas menteri ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan siap kerja dan dapat memenuhi kebutuhan industri.

Tetapi sayang, peringatan ini harus bersanding dengan kondisi generasi sekarang. Berbagai macam kerusakan telah mencemari generasi hari ini, seperti maraknya kasus bunuh diri, bullying, perkelahian, perzinahan, narkoba hingga pembunuhan yang dilakukan para pemuda.


Seharusnya berbagai macam kerusakan generasi ini menjadi alarm bagi penguasa. Mereka perlu instropeksi untuk menemukan akar masalahnya. Namun, alih-alih menemukan penyebabnya, mereka malah fokus pada peringatan Hari Guru untuk memuluskan program Merdeka Belajar. Hal ini sudah menunjukkan bahwa pemerintah memang tak serius mengatasi permasalahan generasi.


Ironisnya lagi, guru dengan beratnya beban amanah yang diemban tak sebanding dengan gaji yang diterima. Apalagi guru dengan status honorer. Guru honorer dinegeri ini memang terus mengenaskan. Guru yang pada dasarnya memiliki tugas mulia dalam mendidik calon generasi penerus bangsa ini justru tak dihargai sama sekali. Rendahnya gaji guru honorer itu terjadi karena tidak adanya pos anggaran yang secara spesifik dari pemerintah pusat maupun daerah untuk membayar tenaga honorer.


Inilah realitas regulasi penggajian tenaga honorer dalam sistem kapitalis sekuler. Sungguh regulasi yang tak manusiawi. Padahal guru honorer memiliki semangat kerja yang besar serta beban kerja yang besar juga. Ya, ibarat kata tugas serius, gaji bercanda. Sistem kapitalisme hanya akan membuat nasib guru honorer kian menderita dan terhina. Ini jelas membuktikan gagalnya sistem kapitalisme sekuler dalam memberikan perhatian dan jaminan kesejahteraan bagi para guru honorer.


Selama negeri ini masih berpijakn dengan sistem pendidikan kapitalis maka pendidikan ideal untuk mewujudkan guru dan anak didik berkarakter luhur rabbani hanya sebatas angan. 




Pendidikan Ideal dalam Pandangan Islam


Islam memandang generasi sebagai aset besar bagi bangsa dan negara. Mereka adalah ujung tombak peradaban yang akan menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia. Islam pun telah memiliki konsep khusus mewujudkan generasi emas yang berkepribadian Islam 


Dalam sistem Islam (khilafah) akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang menjadikan akidah Islam sebagai landasannya. Adapun tujuan dari penerapannya adalah untuk memuliakan manusia agar memiliki pola pikir dan sikap Islam. Khilafah akan membuat kurikulum yang sesuai dengan pandangan Islam, bukan berorientasi materi belaka.


Contohnya, pada pendidikan tingkat dasar anak-anak akan diajarkan tentang akidah Islam agar mereka paham mana yang benar dan salah. Selanjutnya pada tingkat yang lebih tinggi, baru diajarkan soal pendidikan yang mengandung hadharah. Ini agar pemahaman generasi dari hadharah yang bertentangan dengan Islam, dapat terjaga.


Konsep pembelajaran sistem pendidikan Islam pun jauh berbeda dengan sistem sekarang. Pembelajaran dalam Islam adalah lebih untuk diamalkan. Apapun yang dipelajari , nantinya untuk diamalkan, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Alhasil, generasi akan selalu berpikir membuat karya untuk umat, bukan untuk kepuasan akal pribadi.


Begitu pula dengan para pendidiknya, dalam Islam guru memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan mulia di sisi Allah Taala. Penghargaan untuk mereka tidak sekedar dengan mengadakan peringatan Hari Guru, tetapi negara akan memuliakan dan memberikan gaji yang senilai dengan kerjanya. 


Seperti pada masa Rasulullah Saw, guru dianggap profesi yang penting dan mulia. Ibnu Abbas meriwayatkan, beberapa tawanan perang Badar ada yang tidak memiliki uang untuk tebusan, maka Rasulullah Saw menjadikan tebusannya adalah dengan mengajar anak-anak Anshar. Dan ketika perang Badar usai, ada sekitar 70 orang Qurais Makkah yang menjadi tawanan, masing-masing mereka diminta untuk mengajarkan 10 orang anak-anak dan dewasa Madinah dalam membaca dan menulis sebagai syarat pembebasan mereka. Hasilnya adalah 700 orang terbebas dari buta huruf.


Kemudian pada masa Khalifah Umar bin Khattab, misalnya gaji seorang guru mencapai 15 Dinar (1 Dinar setara 4,25 gram emas). Serta pada masa Shalahuddin Al Ayyubi, gaji guru berkisar antara 11 sampai 40 Dinar atau sekitar Rp 40 -153 juta.


Jadi dengan gaji yang diterima, para guru akan berupaya sebaik mungkin untuk menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan menjalankan amanahnya dengan baik. Selain itu, negara juga menyediakan fasilitas belajar mengajar, sehingga para guru bisa mendapatkan kemudahan dalam mengakses sarana prasarana guna meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya.


Disaat yang sama, Islam juga mengajarkan murid untuk menghormati guru mereka. Pada intinya, sistem pendidikan Islam merupakan bagian dari satu kesatuan sistem Islam yang wajib diterapkan. Dengan dukungan semua sistem islam, generasi akan terjaga dari segala kerusakan.

Hanya dengan khilafah Islam problem pendidikan, termasuk kesejahteraan guru dapat terselesaikan dan terlaksana dengan sempurna. Wallahu a'lam

0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts