Oleh. Sendy Novita, S.Pd,M.M
(Praktisi Pendidik)
"Jihad Santri, Jayakan Negeri" adalah tema yang diusung pada Hari Santri yang jatuh setiap tanggal 22 Bulan Oktober di tahun 2023 ini yang digelar di Monumen Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, Minggu (22/10/2023). Bertindak sebagai pembina apel, Presiden Jokowi yang didampingi oleh Ibu Iriana Joko Widodo (Antaranews.com Minggu, 22 Oktober 2023 15:56 WIB).
Disampaikan dalam apel Presiden Jokowi bahwa semangat hari santri harus tetap dipegang teguh sesuai konteks mengingat banyak krisis yang terjadi baik krisis ekonomi, krisis pangan juga krisis energi yang disebabkan oleh perang. Selain itu mengingatkan bahwa hari santri sebenarnya merujuk pada resolusi jihad yang disampaikan oleh Kiai Haji Hasyim Asyari selaku Rais Akbar Nahdlatul Ulama pada masa kemerdekaan Indonesia.
Melawan penjajah itu adalah fardu ain, sebuah kewajiban dan meninggal melawan musuh hukumnya mati syahid. Sebuah fatwa yang luar biasa, rela berkorban harta dan nyawa demi sebuah kemerdekaan. Inilah perjuangan santri di masa lampau yang rela berjuang demi bangsa, negara dan umat. Santri adalah pilar kekuatan bangsa, pondasi kekokohan yang terbukti dari masa ke masa.
Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim, memiliki lebih dari 36.000 pondok pesantren, potensi yang cukup besar dalam menentukan masa depan bangsa. Bisa dibayangkan bagaimana bangsa yang besar ditambah dengan santri yang militan tentunya akan menjadi bangsa yang disegani lawan dan kawan, Masya Allah.
Selain itu, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menambahkan bahwa tema tersebut berisi ajakan santri untuk melakukan jihad intelektual yaitu berjuang membangun kejayaan negeri dengan semangat jihad intelektual di era transformasi digital.
Hanya saja saat ini tanpa kita sadari telah terjadi pembajakan dan degradasi peran santri dengan arus sekularisasi. Merubah peran santri sehingga santri kehilangan spirit jihadnya. Bagaimana bisa? Jika kita lihat fakta saat ini, kita temukan santri penghapal Al-Qur’an, tetapi tidak tergerak untuk memperjuangkan dan menerapkan isi Al-Qur’an. Tidak kurang santri yang menguasai tsaqafah Islam yang tertulis dalam kitab-kitab acuan, tetapi abai dalam mengamalkan isinya pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pendidikan dalam sistem sekuler dan penerapannya menjadikan Al-Qur’an dan tsaqafah Islam yang dipelajari sebatas pelajaran. Hal inilah yang menjadikan umat Islam akhirnya terjajah dalam semua aspek kehidupan. Sejatinya jihad dibutuhkan dalam upaya melawan penjajahan dengan segala bentuknya, karena itu penting dalam mengembalikan spirit resolusi jihad pada makna yang sebenarnya. Inilah yang menjadi tugas utama santri dan kamu muslim seluruhnya.
Islam mendorong setiap muslim terlebih para santri untuk berperan dalam kehidupan sesuai tuntunan Islam. Islam menjadikan akidah sebagai asas kehidupan dan asas menyelesaikan seluruh persoalan. Di pundak para santri tersemat tanggung jawab yang besar. Amanah ilmu dan tsaqafah yang mereka miliki hendaknya menjadi senjata dalam melakukan dakwah di tengah-tengah umat agar bangkit dan mewujudkan kepemimpinan Islam ditengah-tengah kehidupan.
Wallahualam bissawab.
0 comments:
Posting Komentar