Oleh. Iin.S
(Penulis dan Aktivis Kota Blora)
Risalah akhir tahun, dengan mengusung tema "Islam Perisai Hakiki Ibu dan Generasi," telah terselenggara dengan lancar. Kegiatan yang berlangsung di Doplang, pada 31 Desember 2023, tersebut dihadiri oleh 50 orang peserta dari beberapa wilayah.
Terik matahari yang menyengat tidak mengurangi semangat para hadirin dalam mengikuti acara tersebut.
Dalam openingnya moderator menyampaikan, peran ibu sangat penting dalam membentengi generasi muda dari sistem kapitalisme yang merusak tatanan kehidupan.
Narasumber menyampaikan, Ibu sebagai pencetak generasi bangsa, perannya sudah mulai tergeser. Karena harus memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Kondisi ini terjadi karena adanya faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal dipengaruhi oleh beberapa point. Diantaranya: lemahnya peran keluarga, seperti hilangnya peran ibu dalam memberikan contoh dan nasehat. Ayah sebagai pemimpin dalam keluarga lemah, karena tidak mampu menafkahi keluarga, pendidikan agama dalam keluarga lemah, Jauhnya generasi tentang pemahaman Islam.
Padahal Allah telah menyampaikan dalam firman-nya, QS. At tahrim : 6.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan" (QS. At-Tahrim: 6).
Betapa pentingnya sosok seorang pemimpin dalam keluarga dalam menjaga dan membentengi dengan syaksyiah Islam. Bagi anak perempuan menanamkan rasa malu, menjaga kehormatan dirinya, menjaga pergaulan dengan menundukkan pandangan, menjaga harga diri. Bagi anak laki-laki tanamkan jiwa pemimpin, jujur, pemberani, dan tanggung jawab.
Faktor eksternal dipengaruhi oleh ghozwul fikri (pemikiran diluar Islam) dan ghozwul saqofi (budaya diluar Islam). Pemikiran diluar Islam seperti pemahaman feminis, kesetaraan gender yang diusung oleh orang-orang barat. Adanya pemikiran liberal yang memiliki 4 pilar yaitu kebebasan berbicara, kebebasan berperilaku, kebebasan beragama, kebebasan kepemilikan. Padahal di dalam Islam, semua aktivitas manusia harus bersandar pada hukum Syara'.
Budaya diluar Islam seperti F4 (food, fashion, film, fun) maupun S3 (sing, seks, shopping) gaya hidup semacam ini berakibat merusak tatanan hidup keluarga. Setelah narasumber menyampaikan materi, maka dibuka forum tanya jawab oleh moderator.
Pertanyaan pertama, bagaimana menghindarkan anak dari F4, S3? Pertanyaan tersebut dijawab lugas oleh pembicara. Yang menjelaskan bahwa, selama F4 n S3 ini halal, boleh. Tapi kalau membawa kepada kemudaratan harus dibatasi, harus ada filter dari orangtua. Mana yang harus dipilih ataupun ditinggalkan. Anak juga harus ditanamkan akidah sejak dini. Anak juga harus dipahamkan tentang akidah, dan syariah, serta mengajarkan anak-anak tentang kewajiban dakwah.
Pertanyaan kedua, bagaimana pengaruh smartphone terhadap janin? Pembicara memaparkan terkait pengaruh buruk dari smartphone adalah adanya radiasi yang mengakibatkan masalah bagi kesehatan. Dampak positifnya adalah ketika dipergunakan dengan baik seperti memperdengarkan murotal kepada janin. Jadi Handphone harus digunakan secara bijak, agar tidak berdampak buruk bagi ibu dan janin dalam kandungan.
Selanjutnya, sebagai closing statement, narasumber menyampaikan kepada hadirin harus siap menjadi ibu yang mampu menciptakan generasi penerus yang lebih baik dari orangtunya (ibu). Mau untuk belajar agama, memahami agama dan mengajarkan kembali kepada anak-anak dengan Islam.
Wallahualam bissawab.
0 comments:
Posting Komentar