Oleh. Rita Handayani
(Penulis dan Founder Media)
Di setiap bulan Zulhijah ini jugalah umat Islam di seluruh dunia berada di tengah waktu sejarah perjalanan keluarga pilihan, keluarga Nabi Ibrahim as.. Allah Swt. telah abadikan keagungan pesan sejarah yang ditorehkannya sebagai Hari Raya Kurban. Bahkan Allah pun mensyariatkan kepada umat Islam tentang Iduladha, haji, saum Arafah, dan berkurban saat bulan Zulhijah ini. Banyak hikmah juga pelajaran yang bisa diambil oleh kaum muslim dengan disyariatkannya berbagai amalan di bulan Zulhijah ini.
Ini ragam amalan di bulan Zulhijah, bagi umat Islam
1. Ibadah Haji ke Baitullah
Ibadah haji menjadi momentum yang sangat istimewa. Sebuah momentum persatuan umat Islam di seluruh dunia. Sebuah momen berkumpulnya jutaan orang dari berbagai penjuru dunia. Semua muslim yang berhaji melakukan ritual manasik haji di tempat dan waktu yang sama.
Haji merupakan rukun Islam yang kelima, Ibadah haji membutuhkan pengorbanan harta, tenaga, dan pikiran, juga perasaan, bahkan nyawa. Manasik haji mengajarkan kepada seluruh muslim untuk menafikan semua latar belakang baik budaya, suku, bangsa, jabatan, kedudukan, dan segala perbedaan.
Semua bersatu, berkumpul menyembah Tuhan yang satu, yaitu Allah Swt.. Semua latar belakang budaya, bangsa, kedudukan, juga jabatan tidak menjadi jaminan haji mabrur. Niat tulus yang sebenar-benarnya, juga keikhlasan, dan ketaatan kepada semua syarat serta rukun haji lah yang menjadi kunci bagi amal yang diterima di sisi Allah Taala.
Sekat-sekat nasionalisme musnah saat muslim melakukan ibadah di Mekah. Nasionalisme tidak lagi menjadi penghalang ukhuah. Muslim di seluruh dunia menjadi umat Islam yang satu. Persatuan merupakan makna paling utama dalam ritual haji. Semua jemaah haji berkumpul bersama di Padang Arafah pada 9 Zulhijah, menyeru dan menyebut nama Allah Taala. Rasulullah saw. bersabda, “Haji adalah Arafah.” (HR An-Nasa’i).
Seorang pemuka salah satu negeri Islam menyatakan, “Tidak ada kewajiban apa pun dari aspek sosial yang melebihi ibadah haji. Karena haji adalah manifestasi kekuatan, kemuliaan, juga persatuan umat Islam. Dalam Ibadah haji diajarkan pelajaran tentang persatuan di dunia Islam dan cara menyelesaikan problem-problem umat serta cara memberikan kekuatan, kemuliaan, dan persatuan.”
2. Puasa Arafah
Puasa Arafah pada 9 Zulhijah menjadi salah satu amalan utama di awal Zulhijah. Saum Arafah memiliki keutamaan tidak boleh ditinggalkan oleh kaum muslim. Puasa ini dilaksanakan bagi seorang muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Dari Abu Qatadah, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Saum Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Saum Asyura (10 Muharam) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim).
Keutamaan dalam menjalankan saum Arafah adalah dijauhkan dari siksa api neraka. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para malaikat dan berkata, ‘Apa yang mereka inginkan?'” (HR Muslim).
3. Salat Iduladha
Sebelum melaksanakan ibadah kurban, umat Islam disunahkan untuk melaksanakan salat Iduladha. Ulama dari kalangan Syafi’i menyebutkan bahwa Salat Iduladha hukumnya adalah sunah muakadah (salat sunah yang sangat dianjurkan). Seperti halnya salat sunah lainnya, Salat Iduladha juga memiliki banyak keutamaan serta mendapatkan pahala besar ketika melaksanakannya.
Momen Salat Iduladha adalah sarana bagi makhluk untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, Allah Swt. Semua ini menunjukkan betapa sangat penting dan agungnya keutamaan Hari Raya Id, sampai-sampai Nabi saw. memerintahkan kepada wanita yang sedang uzur syari (haid) untuk turut serta keluar dari rumah-rumah mereka. Bukan untuk melaksanakan Salat Id karena mereka haram untuk salat, tetapi agar mereka juga ikut melihat kebaikan dan adanya syiar Islam.
Dari Ummu Athiyah ra., ia berkata, “Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk keluar pada Hari Idulfitri dan Iduladha, baik ‘awatiq (wanita yang baru balig), wanita haid, maupun gadis yang dipingit. Adapun wanita haid, mereka memisahkan diri dari tempat pelaksanaan salat dan mereka menyaksikan kebaikan serta dakwah kaum muslim. Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, salah seorang dari kami tidak memiliki jilbab.’ Beliau menanggapi, ‘Hendaklah saudarinya (maksudnya: sesama muslimah, pen.) meminjamkan jilbab kepadanya.'” (HR Bukhari-Muslim).
Hikmah dari disyariatkannya Salat Iduladha, selain momen mendekatkan kepada Allah juga bertambah pahala, dan agar seluruh keluarga muslim bisa menyaksikan kebaikan di tengah umat serta demi kepentingan syiar Islam kepada dunia. Oleh karena itu, pelaksanaan Salat Id ini sebaiknya dilakukan di lapangan terbuka supaya semua manusia bisa menyaksikan kebaikan Islam serta syiar Islam.
4. Menyembelih Hewan Kurban
Kurban dapat mendidik umat Islam untuk meninggalkan bermacam-macam tabiat serta kebiasaan buruk, juga menanamkan kasih sayang kepada fakir miskin, menyayangi sesama makhluk hidup yang saling menyadari bahwa sama-sama ada dalam kekurangan, serta mendekatkan persaudaraan dan kekeluargaan.
Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar: 1-2).
Jadi, setelah salat Iduladha, Allah memerintahkan kaum muslimin untuk berkurban sebagai bukti nyata atas ketundukannya kepada Sang Pencipta.
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan kurban). Sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah—sebagai kurban—di mana pun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskan ia menyembelihnya.” (HR Tirmidzi).
Sesungguhnya, berkurban tidak terletak pada besar kecilnya barang atau sesuatu yang dikurbankan. Melainkan nilai kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Keindahan hewan kurban memang penting, namun keindahan hati yang sangat tulus juga ikhlas berkurban semata karena Allah itu jauh lebih penting.
Selain itu, keutamaan yang lain dalam berkurban adalah memberikan keleluasaan kepada muslim pada Hari Raya Iduladha untuk menebarkan kasih sayang di antara fakir miskin. Kurban juga menjadi wujud rasa syukur seorang muslim kepada Allah dan akan memotivasi kaum muslim untuk meningkatkan pengorbanan yang lebih besar lagi untuk kepentingan agama Allah.
Ketika seorang muslim ikhlas dalam mengorbankan hartanya, ia akan ikhlas pula mengorbankan waktunya untuk kepentingan dakwah Islam. Bahkan, jiwa dan tenaganya didedikasikan demi kebangkitan Islam dan kaum muslim, serta dalam perjuangan mewujudkan tegaknya syariat Islam di muka bumi ini.
Itulah makna Iduladha yang harus dipahami oleh setiap muslim. Salat Iduladha dan ibadah haji, bukan sebatas ibadah ritual yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang mampu menjalankannya. Tetapi keduanya adalah simbol atau wujud penting atas persatuan umat yang harus diwujudkan oleh seluruh muslim di dunia.
Namun sayangnya, saat ini berhaji hanya menjadi sebatas ibadah ritual. Sepulang haji, semua umat Islam kembali terpisah oleh adanya sekat-sekat semu nasionalisme bangsa. Seiring berakhirnya ibadah haji persatuan dan kesatuan pun turut hilang.
Hanya dalam sistem Khilafah lah, ibadah haji akan mempunyai fungsi yang utuh. Sebagai momen persatuan umat Islam yang hakiki di bawah naungan suatu institusi yakni Khilafah Rasyidah ‘ala minhajin nubuwwah yang berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah. Mari jadikan momen Iduladha untuk refleksi dalam membentuk pribadi muslim sejati. Sudah saatnya kaum muslim berjuang bersama untuk kembali menegakkan Khilafah.
Wallahualam bissawab.
0 comments:
Posting Komentar