SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Minggu, 16 Juni 2024

Oleh. Rita Handayani 

(Penulis dan Founder Media)





Negeri kaum muslimin kecintaan para nabi sering diterjang kontroversi dari Yahudi. Seperti baru-baru ini massif kembali serangan agresi Israel ke Jalur Gaza dan pendudukan Israel atas perbatasan Rafah. Perbatasan ini menghubungkan Gaza dengan Mesir akibatnya ribuan warga Palestina gagal berhaji tahun ini.


Juru bicara Kementerian Wakaf Gaza, Ikrami Al-Mudallal memaparkan "Penutupan titik penyeberangan Rafah dan konflik yang masih berlangsung menyebabkan 2,500 jamaah haji Gaza, termasuk misi pendampingnya, tidak bisa berangkat haji," (Anadolu, 14/6/2024)


Agresi Israel yang terus menerus berlangsung juga telah menghalangi usaha kementerian mempersiapkan pelaksanaan haji bagi jemaah Gaza di tahun ini. Ini termasuk di dalamnya menandatangani kontrak transportasi di Mesir dan Arab Saudi serta untuk mengatur akomodasi di Makkah dan Madinah, kata Al-Mudallal. Hal tersebut merupakan "pelanggaran yang jelas terhadap kebebasan beragama dan hukum kemanusiaan internasional," ucapnya.


Imbas agresi Israel terhadap muslim Palestina, mengakibatkan 60 persen infrastruktur di Gaza rusak dan hancur, 85 persen penduduk Gaza terusir dari tempat tinggalnya, serta menyebabkan kelangkaan air bersih, makanan, dan obat-obatan yang parah. (Tempo.co, 14/6/2024)


Akibat kebengisan dan kebiadaban Israel terhadap warga Palestina ini dunia pun merespon dengan menghujat, mengecam, hingga mengutuk, dan menuntut. Agar entitas Yahudi penjajah ini diseret ke pengadilan internasional tertinggi. Namun mereka bergeming dan tetap bebal. Bahkan, mereka kembali melancarkan serangan baru bertubi dan masif.


Tidak ada kata yang bisa mewakili dalam menggambarkan kebiadaban dan kebengisan Zion*s ini. Bahkan Jika semua jenis kejahatan dan kebiadaban dikumpulkan, maka tentu entitas Yahudi adalah juaranya, dia si paling “playing victim”.


Duka Palestina, Duka Dunia


Gaza menjadi kota mati, merata dengan tanah dan reruntuhan bangunan. Akibat dari serangan dari militer Zion*s yang tanpa memberi ampun. Kini tidak ada lagi tempat aman bagi warga Palestina, termasuk anak-anak dan kaum perempuannya. 


Di hadapan dunia, Zion*s selalu beralasan serangan yang dilakukan adalah untuk menghancurkan Ham*s. Ternyata itu dusta, target mereka adalah membumihanguskan seluruh wilayah Gaza. Tujuannya adalah agar mudah menguasainya dengan cara menyerang warga sipil dan anak-anak.


Genosida ini pun direspons oleh masyarakat dunia. Gelombang aksi pro Palestina di berbagai belahan dunia semakin meluas. Para mahasiswa dan akademisi turun ke jalan menunjukkan solidaritas terhadap Palestina. Mulai dari Asia, Eropa, hingga AS. Mereka menyeru bahkan menuntut agar pemerintah dunia bisa mengambil tindakan tegas guna menghentikan operasi militer Zion*s di Gaza. 


Duka Palestina adalah duka Dunia. Masyarakat dunia harus buka mata dan pikiran. Mengakui bahwa kebengisan entitas Yahudi ini sudah melebihi batas perilaku bejat manusia. Bagi seorang muslim, berpihak kepada Palestina adalah sebuah kewajiban dan tuntutan akidah Islam. Panggilan akidah ini harus menjadi pendorong untuk setiap muslim dalam menyuarakan dan membela Palestina.


Solusi Hakiki bagi Palestina


Gelombang pembelaan untuk Palestina merupakan sisi positif yang bisa dijadikan peluang untuk membentuk kesadaran Islam dan penyatuan umat.


Isu Palestina yang merupakan masalah global dapat menyatukan pemikiran dan perasaan umat Islam. Kecuali mereka yang iman dan rasa kemanusiaannya memang sudah mati. Bersatunya umat dalam persatuan akidah Islam satu satunya kunci bagi bangkitnya peradaban dan kejayaan Islam. 


Palestina merupakan barometer kondisi umat saat ini. Sekaligus katalisator atas kebangkitan dan kesadaran umat. Betapa pentingnya mempunyai kepemimpinan yang satu bagi umat Islam sedunia, dalam naungan daulah Islam.


Penjajahan entitas Yahudi atas Palestina dalam kurun waktu, 75 tahun menjadi bukti bahwa sekat negara bangsa adalah penghalang terbesar bagi penguasa negeri-negeri muslim untuk bisa mengirimkan tentara militernya memerangi entitas Yahudi. 


Nasionalisme jugalah yang telah melahirkan banyak bughat hingga membuat negara Khilafah Utsmaniah berpecah belah menjadi lebih dari 50 negeri muslim. Kelahiran beragam semangat nasionalisme seperti Ikatan sukuisme, pan-arabisme, pan-islamisme, dan gerakan Turki muda yang digagas oleh laknatullah Mustafa Kemal sebagai agen Inggris, telah menginisiasi berdirinya negara sekuler Turki hingga Khilafah dihancurkan pada 1924 M.


Ketiadaan Khilafah inilah yang menjadi awal mula malapetaka Palestina. Migrasi besar-besaran bangsa Yahudi dari Eropa, disertai masifnya pengusiran, pencaplokan, hingga penjajahan tanah Palestina oleh entitas Yahudi, terjadi tanpa henti. Fakta inilah yang harus diketahui masyarakat dunia. 


Umat Islam dunia harus tahu sejarah Palestina hidup damai ketika Khilafah ada dan keterpurukan melanda saat Khilafah tumbang. Tidak ada lagi yang menjadi perisai mereka. Kaum muslim harus memahami bahwa tanpa Khilafah, Palestina akan tetap terjajah karena pokok persoalan utama yang ada di Palestina adalah berdirinya entitas Yahudi di tanah Palestina.


Jadi, satu-satunya solusi hakiki bagi penjajahan di Palestina adalah tegaknya Khilafah dan hadirnya seorang khalifah yang akan punya kekuatan untuk mengusir dan memerangi Yahudi. Umat tidak perlu lagi berharap kepada resolusi PBB. Karena kemerdekaan Palestina bisa dianulir oleh AS dan sekutunya yang mempunyai hak veto. Sehingga puluhan resolusi PBB faktanya tidak berdaya guna.


Solusi dua negara (two-state solution) juga bukan solusi bagi Palestina. Karena itu artinya mengakui berdirinya “Negara” Zion*s di tanah kaum muslim. Sama saja dengan mengkhianati perjuangan Rasulullah, para sahabat, serta para syuhada yang sudah membebaskan Al-Aqsha dengan nyawa dan darah mereka. Jadi kaum muslim sebagai pemilik sah tanah Palestina, Tidak layak menjadikan solusi dua negara yang digagas Barat sebagai solusi Palestina.


Untuk itu, seruan dalam membela Palestina tidak boleh hanya sebatas pada aspek bantuan kemanusiaan, seperti makanan, pakaian, obat-obatan, membangun rumah sakit, berdonasi, dan sebagainya. 


Karena, Khilafah adalah solusi tunggal bagi Palestina. Dengan Khilafah, sekat-sekat negara bangsa akan hangus, persatuan kaum muslim mampu terwujud dan penjajah Yahudi akan mudah diperangi dengan jihad fi sabilillah.


Dengan adanya khilafah maka tidak hanya muslim Palestina saja yang mendapat kemudahan berhaji tapi seluruh muslim dunia. Bahkan yang mendapatkan keberkahan hidup tidak hanya muslim saja tapi seluruh alam semesta (muslim, nonmuslim, hewan, tumbuhan, dan semuanya)

Wallahualam bissawab. 


0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts