SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Rabu, 16 Oktober 2024

Oleh. Sendy Novita, S.Pd,M.M

(praktisi pendidik)


Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan, adalah tema yang akan diusung pada Hari Santri yang jatuh sebentar lagi di tanggal 22 Bulan Oktober. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak seluruh santri di Indonesia bersama-sama terus berjuang untuk menuju masa depan Indonesia yang lebih baik (Jawa Pos, Selasa, 15/10/2024)


Hari Santri diperingati setiap 22 Oktober sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 yang tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Hari Santri merujuk pada peristiwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi tentang seruan kewajiban berjihad dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan melawan pasukan penjajah, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.


Menurut Yaqut Cholil Qoumas, semangat juang yang dimiliki para santri pada masa itu, masih sangat relevan untuk diteladani pada masa kini. Bedanya, dulu para santri berjuang melawan penjajah, maka kini, santri harus mampu menaklukan tantangan zaman. Untuk menyambut hari santri tersebut, Kementerian Agama telah merilis logo, tema, dan theme songnya. Logo Hari Santri 2024 digambarkan dengan dua tali yang saling melilit dengan kombinasi warna hijau pine dan emas. Di bagian atas terdapat lingkaran dengan warna merah. Jika diperhatikan, dua tali yang saling melilit tersebut membentuk siluet santri yang sedang berlari dengan huruf “S” dan “i” yang menjadi simbol Santri Indonesia.


Simbol santri berlari dengan mengangkat tangan adalah gambaran semangat juang yang tak kenal lelah atau sebagai usaha kolektif untuk bangkit bersama, sejalan dengan semangat Hari Santri yang mengedepankan perjuangan, kerja sama, dan tekad yang kuat. Untuk tali yang melilit melambangkan keterhubungan dan kesinambungan yang merepresentasikan keberlanjutan serta hubungan antar generasi dalam meneruskan perjuangan serta nilai-nilai yang diwariskan dari para pendahulu yang melambangkan persatuan, kekuatan yang terikat erat, dan ketahanan dalam menghadapi tantangan masa depan.


Lingkaran merah melambangkan pengobatan yang penuh keberanian, mengingat perjuangan para pahlawan yang telah memberikan dedikasi tanpa pamrih demi masa depan yang lebih baik. Hijau sering dikaitkan dengan keharmonisan, ketenangan, dan kedamaian. Warna yang melambangkan pertumbuhan, kesuburan, dan spiritualitas, yang sejalan dengan peran santri dalam memperjuangkan nilai-nilai keagamaan dan perdamaian. Hijau pine gambaran warna yang lebih tenang dan elegan, melambangkan keteguhan dan stabilitas. Ini mencerminkan perjuangan santri yang dilakukan dengan kesabaran, konsistensi, dan keyakinan kuat untuk terus berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik lagi. Sedang emas melambangkan kemuliaan, kejayaan, dan kesuksesan. Warna yang digambarkan dengan nilai yang tinggi dan dihargai, mewakili masa depan cerah yang ingin diraih melalui semangat juang santri. Sedang merah melambangkan keberanian, tekad, dan semangat juang yang menyala, kekuatan untuk menghadapi rintangan, dan keberanian dalam meneruskan perjuangan.


Cita-cita yang mulia bahwa santri wajib meneruskan perjuangan para pendahulu memang kita apresiasi.Karena melawan penjajah adalah fardu ain, sebuah kewajiban utama dan pengorbanan dalam melawan musuh hukumnya mati syahid. Sebuah fatwa yang luar biasa, rela berkorban harta dan nyawa demi sebuah kemerdekaan. Inilah perjuangan santri di masa lampau yang rela berjuang demi bangsa, negara dan umat. Santri adalah pilar kekuatan bangsa, pondasi kekokohan yang terbukti dari masa ke masa.


Kementerian Agama mencatat setidaknya per semester ganjil 2023/2024, ada total 39.551 pesantren di seluruh Indonesia, dengan total santri sebanyak 4,9 juta belum termasuk pesantren-pesantren yang tidak atau belum tercatat di Kemenag, potensi yang cukup besar dalam menentukan masa depan bangsa. Bisa dibayangkan bagaimana bangsa yang besar ditambah dengan santri yang militan tentunya akan menjadi bangsa yang disegani lawan dan kawan bukan, Masya Allah.


Hanya saja saat ini tanpa kita sadari telah terjadi pembajakan dan degradasi peran santri dengan arus sekularisasi. Merubah peran santri sehingga santri kehilangan spirit jihadnya. Bagaimana bisa? Jika kita lihat fakta saat ini, kita temukan santri penghafal Al-Qur’an, tetapi tidak tergerak untuk memperjuangkan dan menerapkan isi Al-Qur’an. Tidak kurang santri yang menguasai tsaqafah Islam yang tertulis dalam kitab-kitab acuan, tetapi abai dalam mengamalkan isinya pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara.


Pendidikan dalam sistem sekuler dan penerapannya menjadikan Al-Qur’an dan tsaqafah Islam yang dipelajari sebatas pelajaran. Hal inilah yang menjadikan umat Islam akhirnya terjajah dalam semua aspek kehidupan. Sejatinya jihad dibutuhkan dalam upaya melawan penjajahan dengan segala bentuknya, karena itu penting dalam mengembalikan spirit resolusi jihad pada makna yang sebenarnya. Inilah yang menjadi tugas utama santri dan kaum muslim seluruhnya.  


Islam mendorong setiap muslim terlebih para santri untuk berperan dalam kehidupan sesuai tuntunan Islam. Islam menjadikan akidah sebagai asas kehidupan dan asas menyelesaikan seluruh persoalan. Di pundak para santri tersemat tanggung jawab yang besar. Amanah ilmu dan tsaqafah yang mereka miliki hendaknya menjadi senjata dalam melakukan dakwah di tengah-tengah umat agar bangkit dalam mewujudkan kepemimpinan Islam ditengah-tengah kehidupan. 

wallahualam bissawab. 





0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts