Reportase daerah
Oleh. Sendy Novita, S.Pd
(praktisi Pendidikan dan pemerhati remaja)
Puji syukur kepada Allah Swt. atas terselenggaranya kelas politik pamungkas ke-5 di Blora, Ahad 12 Maret 2023 dengan trainer Ustazah Fera Kusmerlin yang diikuti oleh para tokoh muslimah. Acara yang padat sarat materi ternyata didukung dengan cuaca yang cerah cenderung panas. Sepanas semangat para peserta yang datang dari wilayah sekitar Rembang dan Blora.
Acara dibuka oleh pembawa acara, Ustazah Sri Sulistyowati. Diikuti dengan pembacaan kalamullah Quran Surat Al-Baqarah ayat 104 oleh Ustazah Sarti. Barulah pemaparan materi setelah disampaikan susunan acara secara lengkap.
Memasuki acara, Ustazah Fera mengulas materi kelas politik ke-4 tentang tata kelola masyarakat dan hubungan negara dengan lainnya agar peserta dapat secara lengkap menyerap materi. Setelahnya disampaikan dengan merunut Quran Surat Al-Baqarah ayat 208 “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan”.
Karena Islam telah lengkap dan paripurna dalam segala hal baik secara addin atau agama dan aturan-aturannya. Mulai individu sampai pada tataran kenegaraan. Itu sebabnya, sebagai muslim seharusnya berbangga diri menjadi hamba, baik dunia maupun akhirat.
Hanya saja fakta yang ada saat ini banyak ditemui hamba Allah yang kadang taat kadang tidak bahkan ada pula hamba Allah yang tidak taat-taat. Tentu saja pernyataan ustazah Fera ini mengundang gelak tawa para peserta. Miris memang. Meskipun banyak umat Islam yang memberikan contoh ketakwaan ternyata banyak pula umat Islam yang masih bangga dengan kemaksiatan.
Seperti kasus viral yang akhir-akhir ini menjadi sorotan yaitu peristiwa kehamilan yang dialami oleh sebagian besar remaja yang masih berseragam, tentu saja membuat kaum ibu ngenes. Belum kemaksiatan yang lain, kriminalitas yang semakin tinggi, angka kemiskinan yang semakin meningkat, kondisi ekonomi yang semakin jauh dari sejahtera, korupsi yang semakin merajalela, dan lain sebagainya, semakin membuat pilu dada. Ini adalah masalah yang ada di negara kita.
Bagaimana dengan masalah yang ada di belahan dunia yang lain? Penindasan Israel laknatullah masih dirasakan muslim Palestina hingga hari ini. Kebengisan Hindu India terhadap kaum muslim minoritas semakin hari semakin menjadi. Muslim Uighur di China, muslim Rohingya di Myanmar, muslim di belahan Eropa yang selalu terintimidasi keberadaannya, adalah gambaran kemaksiatan secara terbuka dan sukarela.
Kenapa kemaksiatan masih terus tumbuh subur? Kenapa umat Islam semakin tertindas? Inilah yang disebut sebagai masalah yang akhirnya menjadi pemikiran sebagian umat untuk mengubah kondisi yang buruk dan jauh dari Islam menjadi kondisi yang kafah, yang penuh keberkahan dengan aturan Islam.
Disampaikan bahwa keinginan untuk mengubah kondisi yang buruk adalah suatu yang alami dan manusiawi. Untuk itu perlu memperbaiki pandangan secara keseluruhan sehingga falsafah perubahan bisa diterapkan dengan memahami kondisi yang carut marut penuh masalah melalui roadmap atau thariqah Islam. Karena perubahan yang diinginkan adalah perubahan dengan standar hidup Islam.
Hal yang perlu dipahami adalah banyaknya masalah yang terjadi karena Islam tidak menjadi aturan baku yang diterapkan dalam kehidupan baik secara khusus maupun umum. Secara keseluruhan, tidak dipungkiri saat ini para ulama telah menemui banyak tindak kriminal. Memaksa ulama bungkam pada kebenaran sehingga masyarakat semakin jauh dengan Islam, bukan hanya sebagai agama tapi juga sebagai aturan hidupnya.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 110. “Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. ” Dari ayat ini kita menjadi tahu bahwa Allah menginginkan adanya umat yang mampu beramar makruf nahi mungkar. Menyeru kepada kebaikan, menyeru untuk kembali pada aturan Islam.
Karena dengan penerapan Islam yang kafah maka hidup akan penuh dengan berkah. Sehingga kemaksiatan dapat termarjinalkan bahkan berkurang. Akhirnya dipahami bahwa segala kerusakan yang terjadi di bumi adalah akibat diabaikannya aturan Allah Swt. yang diganti dengan aturan-aturan manusia yang tidak jelas.
Penerapan Islam yang kafah adalah bukti iman dan takwa kepada Allah Swt. maka kemuliaan umat tentu akan didapat seperti janji Allah dalam Quran Surat Al-A'raf Ayat 96 “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Islam memberikan panduan lengkap dalam menjalani kehidupan termasuk urusan politik. Telah dicontohkan bagaimana Islam mampu menguasai hampir dua pertiga dunia selama 14 abad lamanya. Hal yang tak mungkin terjadi tanpa politik dan harus dengan merujuk pada metode yang telah Rasulullah contohkan. Seperti yang telah Allah perintahkan dalam Quran Surat Al-Ahzab Ayat 21 “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah” dan Quran Surat Ali Imran 31 “Katakanlah (Muhammad), 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.'”
Amar makruf nahi mungkar atau menyeru kembali pada Islam memang bukan hal yang mudah. Itulah perlunya jemaah. suatu kumpulan umat dengan ideologi yang jelas yaitu Islam dengan pemikiran yang kafah tanpa kekerasan dan tanpa kompromi. Quran Surat Fushilat Ayat 33 “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?”
Dalam kegiatan menyeru pada Islam akhirnya wajib menggerakkan segala upaya dan kemampuan. Quran Surat An-Nisa' Ayat 95 “Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya.”
Sebagai penutup dari materi kelas politik ke-5 adalah saatnya umat Islam sebagai minoritas tertindas menjadi mayoritas berkelas. Perlu kesadaran penuh kaum muslim untuk segera bangkit dan tercerahkan dengan pemikiran Islam. Sehingga bersama bergerak mengubah kondisi yang nestapa menjadi sejahtera dalam naungan Islam secara keseluruhan.
Wallahualam bissawab.
Penulis adalah ibu rumah tangga dan pendidik di sekolah swasta di Kabupaten Blora. Saat ini menempuh pendidikan S2 di Unitomo untuk menambah kajian ilmu.
0 comments:
Posting Komentar