SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Rabu, 10 Mei 2023

Oleh. Erny, Blora

(Penulis dan Pengamat Publik)




Di akhir bulan April lalu cuaca panas dirasakan oleh beberapa negara di Asia. Seperti, Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos. BMKG negara tersebut melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C telah berlangsung beberapa hari belakangan dengan rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya. (Liputan6.com 28/4/2023). 


Di Indonesia pun juga mengalami hal yang sama meski tidak se-extrim di negara-negara tersebut. Cuaca panas yang terjadi akibat gelombang panas. Salah satunya disebabkan karena perubahan iklim global. Menyebabkan suhu suhu udara semakin tinggi dari tahun ke tahun. Dampaknya pada peningkatan suhu udara dan mengakibatkan gelombang panas.


Sedangkan menurut BMKG Indonesia, cuaca mendidih yang dirasakan di beberapa wilayah di Indonesia merupakan sebuah fenomena. Akibat adanya gerak semu matahari. Ini menjadi suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. (cnbcindonesia.com 3/5/2023)


Gelombang panas meskipun belum terjadi di negeri ini, namun panasnya juga bisa dirasakan dan berbahaya. Karena bisa berdampak pada kesehatan, sektor pertanian, dan lingkungan, juga tentunya membuat hidup akan semakin sulit. Tanaman dan hewan bisa mati akibat suhu yang terlalu tinggi, sementara hutan dan lahan gambut dapat terbakar akibat kondisi yang kering dan panas.


Perubahan iklim global yang terjadi ini tak lepas dari ulah tangan manusia. Aktivitas pembakaran besar-besaran bahan tambang seperti batu bara, minyak dan gas yang menghasilkan CO2 telah merusak lapisan ozon yang berfungsi melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet. Sehingga suhu di permukaan bumi tidak terlalu panas.


Semua ini terjadi ketika manusia memasuki era Revolusi Industri dengan kemunculan pabrik dan mesin. Selain itu juga penggundulan hutan untuk kepentingan segelintir orang tanpa mempertimbangkan dampak buruknya. Membuat alam menjadi semakin rusak.


Sistem kapitalisme saat ini hanya mementingkan materi semata yang hanya dinikmati oleh segelintir orang, namun kerusakan yang ditimbulkan dirasakan oleh semua penduduk bumi. Penggundulan hutan, eksploitasi tambang, minyak dan gas bumi telah menyebabkan bencana alam seperti banjir dan gelombang panas. Solusi yang diterapkan tidak mampu menyelesaikan permasalahan karena terhalang kepentingan segelintir orang.


Semua itu tidak akan terjadi jika sistem yang diterapkan adalah sistem yang berasal dari sang Khalik. Kekayaan alam dikelola dengan tidak merusak alam. Pengelolaan kekayaan alam yang menjadi kepentingan umum yang menguasai hajat hidup manusia dikelola oleh negara, bukan swasta apalagi asing. Seperti yang terjadi sekarang ini yang sudah pasti hanya memikirkan keuntungan tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan.[]


Wallahualam bissawab. 





0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts