Oleh. Rita Handayani
(Penulis dan Founder Media)
Viral di media sosial aksi dari seorang remaja yang meludahi spanduk Megawati Soekarnoputri yang merupakan mantan dari Presiden Indonesia dalam video yang tersebar tersebut terekam secara sengaja seorang remaja meludahi gambar Megawati yang tercetak dalam spanduk usai melakukan aksi tersebut ia tampak tertawa terpingkal-pingkal diketahui remaja perempuan tersebut berasal dari Desa botok Kecamatan bancak Ungaran hal ini membuat para pendukung partai PDIP gram dan menuntut permintaan maaf terkait aksi peludahan itu.
Kemudian a hadir seorang perempuan yang mengaku dirinya sebagai ortu dari remaja itu membuat video klarifikasi permintaan maaf Ia menyampaikan permohonan maaf kepada sejumlah pihak seperti Presiden RI pertama Ir Soekarno Megawati Soekarnoputri Puan Maharani dan Kades boto Sjaichul Hadi.
Si Ibu tersebut mengungkapkan penyesalan terhadap perbuatan putrinya yang melanggar etika tidak layak dilakukan atau dilihat selanjutnya Ibu itu mewakili anaknya berjanji tidak akan mengulanginya kembali
Bagaimana pandangan Islam dalam aksi Peludahan tersebut
Islam sebagai agama yang sempurna dan Paripurna punya aturan dalam segala hal termasuk dalam tatanan adab dan akhlak jelas Islam melarang seseorang meludahi orang lain karena hal tersebut berkaitan dengan akhlak seorang muslim seberapapun dia tidak suka Seberapa pun dia Benci tetapi tidak boleh meludahinya.
Sebagaimana Rasulullah saat dahulu sering mendapatkan celaan dan cemoohan dari orang-orang kafir Quraisy salah satu kisah yang termasyhur adalah kisah Rasulullah saw. dengan seorang buta dari Yahudi yang mengemis di pinggir pasar Qaynuqa. Setiap hari pengemis tersebut selalu mencela Rasulullah.
Bahkan ketika Rasulullah memberikan sedekah makanan kepadanya. Karena dia buta dan tidak tahu kalau itu adalah Rasul. Maka ia pun tetap mencela Rasulullah saw. lantas apakah Rasul murka? Rasul marah? Rasul meludahi irang yang menghujatnya? Tidak!
Rasulullah tetap menampakan akhlakul karimahnya. Rasul tidak menanggapi celaan itu dan tetap memberi pengemis yang mencelanya itu makan. Kemudian saat Rasul saw. wafat si buta Yahudi tersebut merasa sangat kehilangan karena tidak ada lagi yang memberinya makan.
Suatu hari Abu Bakar As. sebagai pengganti Rasul dalam memimpin kaum muslimin. Menjadi seorang khalifah umat Islam. Abu Bakar melanjutkan kebiasaan mulia Rasul yakni salah satunya adalah memberi sedekah di pasar Qaynuqa.
Sampai kepada memberi makan si buta Yahudi tersebut. Abu Bakar pernah melihat Rasul menyuapi pengemis itu. Namun ketika Abu Bakar menyuapinya, pengemis tua yahudi itu merasa janggal dan tidak mau lagi menerima suapan dari Abu Bakar ra. Dia merasa orang yang ada di hadapannya adalah bukan orang yang setiap hari memberinya makan.
Karena ternyata Rasulullah tidak hanya memberinya sedekah dan menyuapinya saja. Bahkan Rasul mengunyahkan makanan tersebut hingga lembut. Setelah Abu Bakar menjelaskan bahwa orang yang dicarinya itu tidak akan bisa ditemuinya kembali. Ia adalah Rasulullah saw. dan beliau telah wafat.
Mendengar hal itu, pengemis tua dari Yahudi yang selalu mencela Rasul setiap hari tersebut menangis tersedu. Ia tidak menyangka orang yang setiap hari dicemoohnya itu adalah Rasulullah. Yang setiap pagi bersedekah memberinya makan, mengunyahkan makanan tersebut hingga lembut, dan menyuapinya.
Betapa sedih dan menyesalnya si buta itu saat mengingat mencela Rasul bersamaan dengan memberiŕgmakan suapan dari tangan Rasulullah saw. Akhirnya Ia masuk Islam, karena melihat kemuliaan Islam. Juga akhlakul karimah yang dimiliki Rasulullah saw.
Demikianlah akhlakul karimah yang dicontohkan oleh Rasul adalah bagian dari ajaran Islam yang harus kita teladani. Untuk itu aksi meludahi orang lain itu bukanlah akhlak ajaran Islam. Kemudian yang perlu diperhatikan adalah seluruh aspek kehidupan harus diatur oleh Islam, mulai dari akhlak hingga politik dan negara.
Wallahualam bissawab.
0 comments:
Posting Komentar