SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Sabtu, 09 Desember 2023

 

Oleh. Rita Handayani

(Penulis dan Founder Media)



Hidup di alam bebas demokrasi, membentuk pribadi lupa diri, demi terpenuhi apa yang ingin dibeli, judi online pun jadi sarana mendapatkan cuan. Mirisnya hal tersebut tidak hanya menimpa orang dewasa bahkan marak terjadi pada anak. 

Seperti yang terjadi pada klinik KiDi spesialis anak di Pejaten, Jakarta Selatan. Dalam sepanjang tahun ini saja klinik tersebut tengah menangani hampir 50 anak yang kecanduan judi online. Pasien anak-anak ini yang awalnya dari kalangan remaja SMA dan SMP. Namun, dalam tiga bulan terakhir justru mereka lebih banyak menangani anak-anak SD kelas 5 dan 6, yang kebanyakan dari keluarga menengah atas.

Sejumlah anak dengan usia sekolah dasar tersebut didiagnosis telah kecanduan judi online. Uang saku yang diberikan orang tua digunakan untuk berjudi. Jika uang mereka habis karena kalah judi, perilaku bocah-bocah itu menjadi tidak terkendali.

Para streamer game menjelaskan dalam konten live streamingnya, mereka secara terang-terangan mengaku mempromosikan situs slot judi. Sementara, Kominfo mengatakan sejak Juli-November 2023 sudah menghapus dan juga memutus akses pada 512.432 konten/situs judi online. (BBC Indonesia, 27/11/2023)


Dampak Terpapar Judi Online


Kemudahan anak-anak dalam mengakses Internet yang tidak pernah putus. Membuatnya mudah menemukan banyak hal. Salah satunya bisa mengetahui judi slot dari streaming game di YouTube.


Uang saku yang diberikan orang tua baik tunai ataupun uang elektronik untuk didepositokan. Apalagi sekarang ini untuk deposit slot atau pasang taruhan tidak harus pakai rekening bank. Bisa dengan berbagi pulsa atau mengirim uang elektronik dengan nominal Rp10.000.


Jika uang mereka habis gara-gara kalah judi, perilakunya jadi tidak terkendali. Seperti ngamuk, banting-banting barang, lebih sensitif, bawaannya spaneng (stres) terus misalnya saja kena senggol sedikit langsung meluap-luap.


Akibat dari terpapar judi online juga para bocah itu disebutkan lebih boros, sering uring-uringan, mereka tidak bisa tidur dan makan, sering menyendiri, dan performa belajarnya pun terganggu. Indikasi itu mengarah pada kecanduan game online. Keterangan tersebut disampaikan oleh dokter spesialis yang tengah menangani anak-anak tersebut.


Di tingkat usia sekolah dasar, anak-anak belum mampu menalar dengan benar. Mereka tidak bisa memilih dan menentukan mana yang baik dan buruk. Sehingga jika ditawarkan judi online dengan kemiripan seperti game, anak-anak itu tidak tahu bagaimana bahayanya.


Kualitas hidup mereka dalam jangka panjang akan semakin terpuruk. Hal-hal buruk bisa menimpa kapan saja. Mulai dari tidak ada lagi gairah hidup, tidak bisa fokus dalam bekerja, hingga akan terlilit utang, dan yang paling fatal bunuh diri. 


Fenomena tersebut membuat, Pengamat keamanan siber dari Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Persadha, turut angkat bicara. Ia mengatakan pemerintah harus menyeriusi dalam penanganan kasus judi online ini. Karena yang menjadi target bukan lagi orang dewasa, tetapi generasi muda. Jika dibiarkan, Pengamat keamanan siber tersebut meyakini bahwa masa depan mereka bakal hancur.


Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Nezar Patria, mengakui bahwa perang terhadap judi online itu sangat berat sehingga Nezar, akan membentuk satuan tugas yang di dalamnya terdiri dari kepolisian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).


Tentu persoalan ini sudah sangat krusial. Karena penetrasi digital sudah sangat masif. Jangan sampai tinggal menunggu waktu saja semuanya kecanduan judi online.


Akses Diputus


Bagi Bandar judi, Cuan yang dihasilkan dari slot online terbilang sangat fantastis. Seperti salah satu platform judi, Higgs Domino Island, yang memiliki putaran uang hingga mencapai Rp2,2 triliun dalam per bulan, sehingga dalam setahun bisa meraup untung setidaknya Rp 27 triliun.

Jadi wajar meski sudah banyak di-take down (diputus aksesnya), tetap terus tumbuh di dunia virtual. Bagai istilah mati satu tumbuh seribu situs. Jika demikian, bagaimana kondisi generasi muda akibat dari kecanduan judi online? Merekalah yang menjadi sasaran menguntungkan bagi para bandar judi.

Klaim pemerintahtelah bertanggung jawab karena sudah memutus akses 40 ribu platform judi online. Total dari pemberangusan platform judi slot itu sejak Juli 2018 hingga 7 Agustus 2023 sudah mencapai 886.719 konten. Dalam setiap harinya, ada sekitar pemutusan 1.500—2.000 situs dan juga puluhan aplikasi, termasuk di dalamnya aplikasi game judi online.


Namun, apakah pemutusan bisa menghasilkan dampak positif bagi masyarakat? mengingat dalam pemutusan akses platform judi online tersebut masih tebang pilih? Ditambah, dalam hitungan detik, terus bermunculan banyak situs judi online baru. Bahkan, para pengakses judi online banyak yang menggunakan virtual private network (VPN) yang dapat memanipulasi koneksi jaringan supaya tetap bisa mengakses situs-situs yang telah diblokir.


Menurut Dirjen Aplikasi dan Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, para bandar judi online selalu membuat situs baru setiap kali diblokir karena mudah dalam berganti-ganti domain. Sedangkan, para agen judi online jarang diproses hukum. Jika pun ada, hukumannya ringan. Ada kesan penangkapan hanya sekadar formalitas dalam pemberantasan judi saja atau sekadar untuk meminta upah yang lebih besar. Alhasil, judi online alih-alih terpangkas malah makin meluas, masa depan generasi pun turut menjadi korban.


Imbas Sistem


Komisioner KPAI Jasra Putra,  mengatakan anak-anak dijadikan  sasaran oleh para bandar judi karena banyak hambatan jika ke orang dewasa. Celah penarik judi online dimanfaatkan dengan memasang beragam gambar figur, artis, kartun, dan juga isu kekinian.


Memang begitulah wajah asli dari kapitalisme. Demi bisa menghasilkan keuntungan, siapapun akan dimangsa tidak peduli meski ia anak-anak, juga meski harus merusak generasi bangsa.


Dalam penelitian Komisi Perjudian Inggris pada 2021 telah mengungkapkan bahwa anak-anak dan remaja sangat berisiko tinggi mengalami gangguan yang diakibatkan dari perjudian. Ada sekitar 350 juta orang di seluruh dunia menunjukkan perilaku perjudian yang bermasalah dalam setiap tahun, hanya 10% dari mereka yang tengah mempertimbangkan pilihan menerima perawatan medis. (hidayatullah[dot]com)


Korban judi online terus bermunculan terutama dari kalangan anak-anak. Pemerintah cuma mengatakan kerugian dari sisi materi/uang. Namun, tidak berupaya untuk memberikan tindakan preventif dan kuratif yang sistemis. Adanya tindakan pemutusan akses pun, dilakukan tebang pilih dan beberapa dari situs judi masih dapat beroperasi. Sungguh penyelesaian masalah ini sangat mustahil bisa tuntas dalam sistem demokrasi kapitalisme.

Bayangkan, jika generasi penerus mengalami kerusakan akibat judi online. Maka generasi emas yang amat didambakan bangsa menjadi omong kosong belaka. Bisa dipastikan bangsa ini akan kehilangan masa depan terbaik sebab generasinya telah rusak secara sistemis.

Syari'at Penuntas 


Jika dalam kapitalisme, industri perusak manusia bisa terus tumbuh subur. Industri miras, pornografi dan pornoaksi, pinjol, termasuk di dalamnya industri judi online. PPATK melaporkan nilai transaksi judi online mencapai sekitar Rp155 triliun. Penghasilan bagi bandar judi online mencapai Rp3 miliar dalam satu hari.


Iwan Januar, selaku Direktur Siyasah Institute, mengatakan rakyat Indonesia mengidap kanker akut yang bernama judi online. Jika begitu, darurat kanker akut ini hanya bisa diobati dengan syariat.  Negara harus menempuh beberapa solusi untuk bisa menyelesaikan judi online pada anak, diantaranya adalah:


Pertama, pembina terhadap masyarakat, khususnya anak, dengan pembinaan pemikiran yang benar bahwasanya judi adalah perbuatan haram. Tidak hanya merugikan diri sendiri dan orang lain, tetapi juga dilarang dalam agama (Islam) jadi berdosa.


Kedua, Dengan melakukan rehabilitasi pada anak yang telah kecanduan, dengan mengarahkan dan membimbing mereka supaya tidak kembali terpengaruh dengan aktivitas judi online. Selain adanya peran orang tua, masyarakat dan negara juga wajib ikut bertanggung jawab melakukan untuk pengawasan. 


Ketiga, negara wajib bertindak tegas kepada bandar, pemain, ataupun para pembuat situs judi online. Juga memberikan sanksi yang bisa membuat mereka jera sampai tidak ada lagi celah untuk mengakses judi, baik offline ataupun online.


Allah telah tegas dalam mengharamkan judi (maisir). Firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamr, judi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS Al-Maidah: 90).


Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kerusakan generasi akibat dari judi adalah dengan tegaknya syariat Islam. Generasi di dalam Islam akan terbina dengan pemikiran Islam. Akan memiliki akidah dan kepribadian Islam yang kukuh. Serta akan mampu berprestasi dalam akademik dan juga bermanfaat bagi umat. Bukankah itu yang kita damba?

Wallahualam bissawab.

0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts