Penulis: Anizah
(Penulis dan Aktivis Kota Blora)
Rumah sakit, yang seharusnya tempat untuk berobat dan penyembuhan. Justru tak luput dari predator seksual. Dikutip dari laman detikNews pada 09/04/2025, seorang Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) diduga memperkosa pendamping pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Pelaku, Priguna Anugerah (31), memperdaya korban dengan dalih membantu mengambil darah untuk transfusi ke ayahnya yang sedang krisis dan akan menjalani operasi.
Kejadian serupa juga terjadi di kampus. Dosen Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Edy Meiyanto, melakukan pelecehan seksual kepada mahasiswinya dalam berbagai kegiatan akademik, dia melakukannya dikampus dan dirumahnya sendiri. (METROTV, 08/04/2025)
--------
Akibat Sekulerisme Liberal
Fakta adanya seorang dokter dan dosen yang menjadi pelaku kekerasan seksual merupakan aib terbesar dalam negeri ini. Sosok yang seharusnya memiliki tugas mulia malah menjadi predator seksual. Tingginya kecerdasan intelektual dan pendidikan tak bisa menjadikan manusia yang bermoral, jika tidak di imbangi dengan iman dan takwa. Ini semua disebabkan karena penerapan sistem sekuler dan liberal di negeri ini.
Sistem sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan telah membentuk manusia-manusia yang tak bermoral dan tidak takut dengan Tuhan-Nya. Agama tak lagi menjadi pedoman hidup, akibatnya siapa pun mudah melakukan kekerasan seksual.
Jauhnya agama dari kehidupan tidak hanya membuat manusia tak bermoral, akan tetapi menjadikan manusia kehilangan nilai kemanusiannya, sehingga tidak ubahnya seperti hewan.
Selain itu, lemahnya regulasi negara yang membiarkan akses mudah ke konten pornografi turut pemicu terjadinya kejahatan seksual. Bahkan individu yang berpendidkan tinggi pun mudah masuk kedalam perangkap hawa nafsu.
Sementara itu, lemahnya sistem hukum dinegeri ini menjadikan pelaku kekerasan seksual tidak takut, karena hukum di sistem sekularisme bisa diperjualan belikan dan akhirnya uang lah yang mampu unjuk gigi. Itulah bobroknya negara jika masih terus menerapkan sistem yang rusak.
-------
Islam Punya Solusi Mengatasi Kejahatan seksual
Dengan maraknya kasus kekerasan seksual, tentunya kita membutuhkan sistem yang sahih , yaitu sistem Islam.
Jika di sistem sekuler melahirkan manusia yang tidak beradab, justru di sistem Islam sebaiknya.
Di dalam sistem Islam manusia-manusia akan dicetak menjadi pribadi beriman dan bertakwa, dan perbuatannya berpatok kepada halal dan haram.
Dalam sistem Islam juga ada mekanisme untuk memutus mata rantai kekerasan seksual agar tidak berulang dan menjadi bertambah kasusnya.
Yang pertama, menerapkan sistem pergaula Islam yang mengatur interaksi laki-laki dan perempuan, baik diranah publik ataupun privat. Dasarnya adalah akidah Islam yang akan menguatkan dan berperan sebagai alarm agar terus berupaya menjauhi perbuatan maksiat. Dalam Islam akan menutup semua celah aktivitas yang mengumbar aurat atau sensualitas ditempat umum, ini karena kejahatan seksual bisa terpicu merangsang dari luar yang kemudian mempengaruhi naluri seksual.
Kedua, media akan berjalan sesuai prinsip-prinsip syariat. Tidak akan dijumpai lagi informasi atau media massa yang merusak dan meracuni akhlak masyarakat.
Ketiga, sistem kontrol sosial berupa amar makruf nahi munkar, nantinya masyarakat akan saling menasehati dalam kebaikan, juga akan mencegah segala bentuk kemaksiatan.
Ke empat, sistem sanksi yang tegas terhadap pelaku kejahatan dan tidak pandang bulu. Sanksi ini akan memberikan efek jera bagi pelaku dan menjadi penghapus dosa.
Contohnya: sanksi bagi pelaku tindak pemerkosaan, yaitu jika pelakunya sudah menikah akan dikenai hukuman rajam (dilempari batu) hingga mati, dan jika pelakunya belum menikah maka akan dikenai hukuman jilid (dicambuk) 100 kali dan diasingkan selama setahun.
Itulah langkah dari sistem Islam untuk memutus kejahatan seksual, hanya dengan Islam semua problematika kehidupan bisa teratasi.


0 comments:
Posting Komentar