SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Selasa, 15 April 2025

Penulis: Rita Handayani 

(Founder Media)



Deretan angka yang mengerikan tentang anak-anak Gaza adalah tamparan keras bagi nurani kemanusiaan. Seratus nyawa anak melayang setiap harinya sejak agresi Israel kembali membara. Puluhan ribu bocah tak berdosa menjadi yatim piatu, kehilangan sandaran hidup dan masa depan yang seharusnya mereka rengkuh. Data yang dilansir PBB dan berbagai media kredibel seperti erakini.id, liputan6.com, mediaindonesia.com, katakini.com, dan sindonews.com bukan sekadar statistik, melainkan jeritan pilu yang akan terus bergema dalam sejarah.

Ironisnya, semua kebiadaban ini terjadi di tengah gembar-gembor narasi Hak Asasi Manusia (HAM) dan sederet aturan internasional yang katanya melindungi anak-anak. Namun, kenyataannya, perangkat hukum dan lembaga-lembaga internasional tak berdaya menghentikan genosida yang merenggut masa depan generasi Palestina. Aturan-aturan yang digadang-gadang sebagai benteng perlindungan justru menjadi saksi bisu atas ketidakmampuan dan bahkan kemunafikan dunia dalam menghadapi kezaliman.

Fakta tragis ini seharusnya membuka mata umat Islam. Harapan semu pada lembaga internasional dan aturan buatan manusia telah terbukti gagal melindungi nyawa dan hak-hak saudara kita di Palestina. Masa depan Gaza, masa depan Palestina, terletak di tangan umat itu sendiri. Solusi hakiki hanya akan terwujud melalui kepemimpinan politik Islam yang kokoh, sebuah Khilafah yang diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.

Sebagaimana yang dianalisis oleh Muslimah News ID dalam berbagai artikelnya (meskipun saya tidak memiliki akses langsung ke artikel spesifik mereka saat ini untuk referensi langsung), konsep Khilafah dalam Islam memiliki peran sentral sebagai ra’in wa junnah (pemimpin dan pelindung). Sejarah mencatat bagaimana Khilafah selama berabad-abad mampu menjadi perisai yang aman bagi rakyatnya, memberikan sistem dukungan terbaik bagi tumbuh kembang anak-anak sehingga mereka dapat menjadi generasi gemilang yang membangun peradaban.

Dalam konteks Gaza, Khilafah dengan kekuatan dan otoritasnya tidak akan pernah membiarkan kezaliman merajalela. Sumber daya umat akan dimobilisasi untuk melindungi nyawa, memberikan bantuan kemanusiaan yang efektif, dan yang terpenting, membebaskan tanah Palestina dari cengkeraman penjajah. Sistem pendidikan dan sosial dalam naungan Khilafah akan menjamin tumbuh kembang anak-anak Gaza yang selamat dari tragedi, memberikan mereka pendidikan yang layak, pemulihan psikologis, dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Oleh karena itu, setiap Muslim memiliki tanggung jawab moral dan agama untuk terlibat aktif dalam memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah. Ini bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan agar kita memiliki hujjah (alasan yang kuat) di hadapan Allah kelak bahwa kita tidak diam berpangku tangan menyaksikan pembantaian anak-anak Gaza dan orang tua mereka oleh zionis dan sekutu-sekutunya.

Persoalan anak-anak Gaza tidak akan selesai dengan bantuan parsial atau kecaman retoris semata. Akar masalahnya adalah penjajahan dan ketidakadilan sistem internasional yang lemah dan bias. Solusi tuntas hanya dapat terwujud dengan pembebasan Palestina secara menyeluruh, dan dalam pandangan Islam, jalan menuju pembebasan yang hakiki adalah melalui jihad di bawah naungan Khilafah.

Anak-anak Gaza yang hari ini kehilangan masa kecilnya, yang menjadi yatim piatu akibat kebiadaban zionis, kelak akan menuntut tanggung jawab kita. Mereka akan bertanya, "Apa yang telah kalian lakukan ketika saudara-saudara kalian dibantai?" Jangan sampai kita tidak memiliki jawaban yang memuaskan di hadapan Allah dan di hadapan sejarah. Perjuangan untuk tegaknya Khilafah adalah wujud nyata kepedulian dan tanggung jawab kita terhadap masa depan mereka, masa depan Palestina, dan masa depan umat Islam yang lebih adil dan sejahtera.

Wallahualam bissawab 


0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts