Bunda hebat, ada hal menarik yang perlu dikulik, antara kuatnya hubungan seorang ibu dengan anak lelakinya. Pernahkah terpikirkan, kenapa saat bunda menangis si kecil turut ikut menangis?
Bahkan bunda pun mampu memahami perasaan sang buah hati hanya dari melihat gerak-gerik atau ekspresinya. Hal ini sering terjadi, tetapi belum banyak hasil penelitian yang mengungkapkan alasan sebenarnya secara ilmiah.
Perjuangan untuk menjadi seorang ibu memang cukup berat mulai dari mengandung melahirkan sampai membesarkan dan mendidiknya. Namun proses itulah yang menjadikan bunda mempunyai ikatan yang sangat kuat dengan putra dan putrinya. Bahkan hal itu pun yang menyebabkan bunda mempunyai intuisi yang sangat besar kepada anak lelakinya.
Apakah bunda menyadarinya? mempunyai intuisi yang lebih kepada para putra yang bunda miliki. Intuisi ini adalah firasat yang muncul dari alam pikiran bawah sadar.
Berdasarkan sebuah penelitian yang telah dipublikasikan di PLOS ONE menjelaskan bahwa DNA janin beserta sel-sel bayi yang ada pada kandungan melewati sawar darah otak (SDO). SDO ini adalah struktur bagian otak yang memiliki peran sebagai pemisah atau menjadi jembatan antara sirkulasi darah dan otak.
Hebatnya adalah dari hasil penelitian ini sebesar 63%, sel-sel bayi tersebut tetap bisa hidup di dalam otak bunda sehingga dapat memunculkan suatu ikatan yang sangat kuat antara bunda dengan putranya.
Hal ini menjadikan sebuah stigma muncul di tengah masyarakat bahwasanya anak laki-laki lebih dekat dengan ibunya sementara anak perempuan lebih dekat dengan bapaknya
Demikian juga, jika kita menelaah nas-nas syariah, banyak hadis Rasul saw. yang telah menjelaskan betapa sangat istimewanya hubungan antara ayah dengan anak perempuannya, begitupun hubungan antara bunda dengan anak lelakinya.
Memang sosok seorang ibu dalam agama Islam menempati posisi yang sangat tinggi. Bahkan tidak kalah penting dari peran kaum bapak atau lelaki. Peran bunda sangat strategis juga politis yaitu sebagai pembentuk dan pemberi warna generasi untuk kepemimpinan masa depan.
Bunda Peranmu Mempesona
Pesona peran bunda sangat mulia dalam Islam. kedudukannya yang mulia tersebut tertuang dalam sebuah hadis yang sangat masyhur, menyebutkan bahwasanya di bawah telapak kaki ibu terdapat surga.
Hadis tersebut disahihkan oleh Imam Al-Hakim dengan sanad yang Hasan, menceritakan bahwa muawiyah bin Jahimah telah datang kepada Nabi saw. lalu berkata, "Wahai Rasulullah aku ingin berperang dan aku meminta petunjukmu, Rasul saw. kemudian bersabda 'Apakah engkau memiliki Ibu?' Muawiyah pun menjawab 'iya benar', kemudian Nabi saw. kembali bersabda 'menetaplah dengannya karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya.' (HR Ahmad, Ath-Thabrani, An-Nasa'i, Ibnu Majah)
Demikian juga dalam hal taat dan bakti, seorang Ibu menempati posisi yang tinggi. Sebagaimana yang telah dikisahkan Abu Hurairah r.a, "Suatu ketika datanglah seorang lelaki kepada Rasulullah saw, kemudian lelaki itu bertanya 'wahai Rasulullah kepada siapa kiranya aku harus berbakti pertama kali?' Rasulullah menjawab 'ibumu' lalu lelaki itu bertanya kembali 'siapa lagi?' Rasulullah kembali menjawab 'ibumu', lelaki itu kembali bertanya 'lalu siapa?' Rasulullah menjawab lagi 'ibumu' sekali lagi laki-laki itu bertanya 'kemudian siapa?' rasul pun menjawab 'bapakmu.' (HR Bukhari)
Hadis-hadis itu menunjukkan betapa Allah Swt. telah mengangkat kedudukan seorang ibu dalam posisi yang sangat tinggi. Hal tersebut juga menandakan bahwasanya keberadaan ibu sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan manusia di dunia.
Allah Swt. telah memberikan kewajiban dalam pengasuhan anak kepada seorang ibu karena memang Allah Taala juga telah menganugerahkan sifat yang mampu memberi kedamaian, kasih sayang, pengorbanan, serta pengabdian yang tulus tanpa adanya pamrih.
Sehingga seorang ibu akan mencurahkan segenap perhatiannya untuk putra-putrinya. Hal ini kemudian yang menjadikan anak-anaknya sangat dekat dan lekat dengan bunda.
Hubungan yang hangat dan akrab antara bunda dan anak lelaki mulai dari dalam buaian hingga pengasuhan. Apalagi jika ditambah dengan menanamkan nilai-nilai Islam yang lurus akan mampu mencegah mereka menjadi nakal.
Adanya ikatan emosional yang baik antara bunda dan putranya juga akan memberikan kesehatan mental bagi si anak. Hal itu juga bisa membantu sang anak agar mudah dalam berteman, menyingkirkan kecemasan, kesepian, hingga depresi. Itulah ikatan istimewa seorang bunda dengan putranya.
Islam Mengistimewakan Hubungan Bunda dengan Putranya
Keistimewaan hubungan bunda dengan putranya dalam nas syarak adalah sebagai berikut;
1. Doa Ikhlas Bunda Sangat Mustajab
Rasulullah saw. menjelaskan dalam hadis-hadisnya bahwa doa yang mustajab salah satunya adalah doa yang diucapkan orang tua untuk anaknya. Baik itu doa kebaikan ataupun doa keburukan.
Salah satunya adalah dari Anas bin Malik r.a, Nabi saw bersabda, "tiga doa yang tidak tertolak adalah doa orang tua, doa orang berpuasa, dan doa orang musafir" (HR Al-Baihaqi)
2. Islam Memerintahkan Anak Lelaki untuk Berbuat Baik kepada Ibu
Allah telah memerintahkan dalam QS Luqman, ayat 14 kepada kaum lelaki agar berbakti kepada bundanya, yang telah bersusah payah dalam menjaga dan merawatnya. Memperlakukan orang tua dengan baik menyayangi dan memberi tempat tinggal yang layak.
3. Bunda Berada di Bawah Tanggung Jawab Putranya yang Telah Dewasa
Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi kaum perempuan sehingga Ia memiliki kadar tanggung jawab yang lebih besar dibanding dengan perempuan saat telah dewasa.
Seorang anak lelaki bertanggung jawab pada bundanya jika ayahnya telah tiada atau telah renta. Bahkan jika telah menikah sekalipun tetap mempunyai tanggung jawab terhadap ibunya seperti dalam pemenuhan kebutuhan nafkah dan lainnya.
Apabila kebutuhan pokok istri serta anak-anak telah tercukupi maka suami harus memenuhi kebutuhan bundanya dan tidak boleh menelantarkannya sebagaimana yang telah Allah firmankan di dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 233.
3. Meski Sudah Menikah Anak Lelaki adalah Milik Ibunya
Syariat Islam telah menetapkan putra bunda meski sudah menikah tetap menjadi milik bunda. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada sebuah hadis riwayat dari Aisyah r.a, beliau bertanya kepada Nabi saw. " 'Ya Rasulullah siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?' Rasulullah menjawab, 'suaminya (jika sudah menikah)' Aisyah pun bertanya kembali, 'siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?' Rasul pun menjawab 'ibunya.' " (HR Muslim)
Artinya seorang laki-laki meski telah menikah tetap mempunyai kewajiban untuk berbakti dan bertanggung jawab kepada orang tuanya terutama ibu. Selalu memuliakan, mendengar, dan menaati perkataannya yang tidak menyalahi hukum syarak.
Meskipun berbeda dengan seorang perempuan yang kewajiban utamanya telah berubah dari semula harus berbakti kepada orang tua, berpindah berbakti dan taat pada suaminya.
Namun keduanya harus selalu saling memahami. Sehingga suami tidak boleh semena-mena kepada istrinya. Demikian juga istri harus ikhlas serta selalu mendorong suaminya untuk bisa berbakti kepada orang tuanya terlebih pada ibunya.
Wallahualam bissawab.[]


0 comments:
Posting Komentar