SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Sabtu, 28 Januari 2023

Oleh. Arimbi 

(Thinking Mom & Pemerhati Remaja)




Assalamualaikum, ragamers. Seperti judulnya, izinkan saya berbagi tiga tips untuk menjalani hidup dengan enteng. Versi saya tentunya.


Pastinya sebagai manusia kita ingin dong menjalani kehidupan secara enteng dan bahagia. Apalagi kalau bisa tanpa beban, lebih asyik lagi. Ya kan?


Meskipun sebenarnya kehidupan itu bukanlah suatu yang bisa dijalani tanpa adanya masalah. Karena, kita akan selalu punya masalah yang harus dihadapi dalam setiap harinya. Karena hidup sendiri itu adalah sebuah ujian yang berasal dari Allah untuk ciptaan nya.


Namun dengan menjalani tips berikut ini. Ragamers akan bisa lebih santai dalam menjalani permasalahan yang dihadapi. Sehingga jauh dari galau, baper, apalagi stres. Nggak banget deh!


Oke langsung saja ya. Kita mulai dengan tips pertama, tips ini terkait dengan standar hidup. Lebih tepatnya menyamakan standar kehidupan.


Seperti halnya yang sudah kita ketahui. Bahwasanya saat ini, banyak sekali standar yang ditetapkan di sekitar kita. Standar tersebut rata-rata keterkaitannya lebih kepada materi duniawi. 


Misalnya saja standar kesuksesan, standar kecantikan. Kemudian standar hidup yang layak juga pada umumnya mengacu pada kekayaan, barang materi, kenyamanan, juga kebutuhan kelas tertentu dalam bidang tertentu. Atau bahkan karakteristik yang lebih objektif serta standar materi lainnya.


Sebenarnya sih tidak ada masalah dengan standar tersebut. Jika disandarkan pada tolok ukur yang benar. Namun sayangnya, sandaran yang dijadikan pijakan bukan yang baik dan benar. Sehingga inilah yang jadi masalah.


Kebanyakan, saat ini kita sering menetapkan standar berdasarkan opini umum atau sosial media. Standar cantik misalnya, seringnya cantik diidentikkan dengan kulit putih bersih, bebas jerawat, hidung mancung, badan tinggi dan langsing serta lain sebagainya, yang semuanya lebih ke arah fisik.


Maka tidak heran jadinya bila kemudian banyak orang berlomba-lomba merogoh kocek dalam-dalam. Hanya untuk mengubah bentuk fisik mereka. Padahal itu bukanlah tolok ukur yang benar.


Lalu bagaimana tolok ukur yang benar? Tentunya tolok ukur ini bukan dibuat oleh manusia, ya ragamers. Karena manusia pasti memiliki pendapat yang berbeda-beda terkait suatu hal. 


Pendapatnya itu dipengaruhi dari latar belakang kehidupannya. Baik itu pendidikan maupun lingkungannya. Yang membentuk cara pandangnya akan suatu hal. Termasuk dalam mengomentari standar kehidupan.


Allah Taala pun telah menjelaskan melalui firman dalam Quran surat al-an'am ayat 116, yang berisi; Apabila kamu mengikuti Kebanyakan orang yang ada di muka bumi. Niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Karena yang mereka ikuti adalah prasangka belaka Dan mereka juga hanyalah membuat kebohongan


Oleh karenanya, satu-satunya jalan adalah menggunakan standar dari sang pencipta manusia yaitu Allah Subhanahu Wa Taala. Yang pastinya lebih tahu terkait apa yang terbaik untuk makhluknya. Betul apa betul?


Allah Swt. tidak akan menetapkan tolok ukur manusia yang baik berdasarkan fisik karena Allah lah pencipta semua fisik tersebut.

Apakah yang berkulit hitam, coklat atau berkulit putih. Apakah berhidung mancung atau tidak mancung, itu semua Allah yang menciptakan.


Kalau Allah menetapkan standar berdasarkan fisik, maka Allah tidak adil dong? Kan kita tidak bisa memilih mau diciptakan seperti apa? Padahal Allah SWT memiliki sifat Maha Adil.


Oleh karena itu Allah menetapkan standar manusia yang baik adalah manusia yang paling baik amalnya. Sehingga, janganlah kita berlomba cantik-cantikan, putih-putihan, atau mancung-mancungan.


Justru seharusnya kita berlomba-lomba melakukan perbuatan yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi apa-apa yang dilarang oleh-Nya. Fastabiqul khairat istilah kerennya. Lakukan saja saat ini juga, tanpa tapi tanpa nanti.


Tips kedua adalah jalani hidup tanpa banyak gaya.


Tidak dipungkiri saat ini kita semua dipengaruhi oleh suatu gaya yang mengakibatkan kita "menempel" di permukaan bumi. Jika gaya itu tidak ada, maka justru kita akan mengambang di angkasa dan melayang-layang entah kemana. Itulah gaya gravitasi, bukan itu ya gaya yang saya maksud, hehe…


Gaya yang saya maksud adalah gaya hidup, yang lagi-lagi dipengaruhi oleh opini publik. 

Mengutip hukum fisika tentang tekanan, rumusnya adalah P=F/A.

Yaitu P adalah tekanan, F adalah gaya tekan dan A adalah luas permukaan.


Tekanan sangat bergantung pada besarnya gaya. Semakin besar gaya yang diberikan maka semakin besar pula tekanan yang dihasilkan. Artinya tekanan berbanding lurus dengan gaya.


Bila rumus fisika ini diaplikasikan dalam kehidupan. Maka bisa dikatakan, hidup kita tertekan atau banyak tekanan karena kita kebesaran atau banyak gaya, hehe..betul tidak?


Misalnya, kita biasanya sarapan dengan nasi dan telur sudah cukup. Tapi karena terkena gaya hidup, yang menganggap sarapan keren itu yang pake sereal dan susu. Akhirnya kita beli sereal dan susu meskipun harganya tidak murah, tidak mengenyangkan pula.


Ragamers, gaya seperti ini bisa kita hindari. Tidak seperti gaya gravitasi yang kita dipaksa terkena efeknya. Gaya hidup bisa kita pilih, mau diterapkan atau tidak dalam kehidupan kita.


Kalau saya sih, ogah!


Yang ketiga dan terakhir adalah memiliki sifat kanaah.


Kanaah artinya merasa cukup, rida atas segala karunia dan rezeki dari Allah. Kanaah ini berlaku untuk seluruh umat manusia, bukan khusus umat muslim saja.


Masih terkait rumus fisika sebelumnya, Kanaah ini bisa diibaratkan A (luas permukaan) yang tekanannya berbanding terbalik dengan luas permukaan. 

Hal ini berarti, jika luas permukaan diperbesar maka tekanan akan mengecil. Bila keridaan kita besar, maka tekanan hidup kita akan mengecil. So, kita pun akan bisa lebih menikmati hidup.


Oleh karena itu, hal yang harus kita lakukan adalah memperbesar keridaan atau kanaah kita. Sehingga akan berkurang tekanan hidup kita. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda, bahawasanya, pandanglah orang yang ada di bawahnya baik dalam masalah harta maupun dunia akan tetapi, janganlah engkau turut memandang orang yang ada di atasmu dalam masalah ini dengan demikian hal tersebut akan menjadi Kamu tidak akan meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan padamu.


Kalau menempuh perjalanan dunia, jangan lihat ke atas terus ya Ragamers, nanti kesandung, hehe.


Sikap kanaah ini akan semakin kuat jika kita memiliki akidah yang kuat. Jadi kita harus yakin kepada Allah, jangan sampai membiarkan sedikitpun keraguan atas ketetapan Allah. Karena ketetapan Allah itu adalah hal yang terbaik untuk makhluknya.


Jika kita memiliki akidah yang benar kita akan semakin kanaah dalam kehidupan. Tak hanya itu, kita pun akan mudah berbaik sangka kepada Allah Taala. Inilah kunci kehidupan agar enteng dalam menjalani hidup yang penuh dengan tantangan. Kita pun bisa lebih menikmati hidup, karena tidak terkungkung dengan pemikiran yang keliru.


Nah, itulah tiga tips yang bisa saya bagikan kepada ragamers semuanya. Semoga ragamers selalu diringankan dalam hidupnya, selalu bahagia dengan terus meningkatkan takwa dan berbaik sangka pada Allah Taala, Tuhan kita semua. Moga bermanfaat ya.




0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts