SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Kamis, 12 Januari 2023

 

Oleh. Dewi Kusuma

(Pemerhati Umat)




Bersedekah adalah suatu tindakan yang mulia. Memberikan sebagian hartanya kepada orang lain. Berbagi untuk membuat orang lain bahagia. Terlebih dia sebagai seorang pengemis. Di mana secara kasat mata bahwa dia membutuhkan bantuan orang lain.


Dikutip dari Kompas.com, 6/9/2022, pemerintah kota Semarang memberikan sanksi berupa hukuman 3 bulan serta denda Rp1 juta bagi warga yang memberikan uang untuk pengemis, gelandangan, serta orang terlantar (PGOT) di jalan.


Bahkan Kejaksaan serta pengadilan akan dilibatkan untuk pemberian hukuman demi menegakkan peraturan daerah (Perda) tersebut oleh Bambang Sumedi selaku kepala seksi tuna susila dan Perdagangan orang PSI atau SPO Dinas Sosial Kota Semarang. 


Penyebab Maraknya Pengemis


Jika kita cerna kenapa banyak terjadi PGOT? Tentunya, kurangnya lapangan kerja menjadi alasan utama, terlebih lagi di masa pandemi juga era pemulihan pandemi saat ini. Di mana terjadinya gelombang PHK yang tinggi, juga banyak perusahaan yang harus gulung tikar, sementara lapangan pekerjaan susah didapat.


Semua hal itu menjadikan perekonomi serba sulit sehingga membuat sebagian orang memilih jalan pintas dengan menjadi pengemis. Alasannya sederhana, karena dengan menjadi seorang pengemis dia bisa mendapatkan uang secara mudah. Hasilnya bisa digunakan untuk menghidupi keluarga yang menjadi tanggung jawabnya. 


Jika punya pilihan lain tentu tak seorang pun ingin hidup sebagai pengemis. Karena dengan meminta-minta dia telah merendahkan dirinya di hadapan sesama manusia. Namun apalah daya kebutuhan perut sangat mendesak untuk segera dipenuhi.


Penatnya hidup serta sulitnya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, Menjadikan dia terpaksa terjun untuk menjadi seorang pengemis. Mungkin inilah pilihan yang lebih baik daripada dia harus menjadi penodong, perampok, penipu, atau aktivitas lain yang merugikan banyak orang.


Fakta mengungkapkan kenyataan di lapangan, sulitnya mendapatkan pekerjaan menimbulkan dampak negatif yang banyak. Antara lain, mulai dari munculnya beragam tindak kejahatan hingga kehadiran para pengemis.


Semuanya ini akibat dari kebutuhan mendasar mereka yang tidak terpenuhi. Tentu sebagai orang tua tidak akan rela melihat anak-anaknya merintih kelaparan atau dalam kondisi sakit yang butuh biaya untuk pengobatan. Akhirnya mereka harus menebas jalan pintas dengan menjadi pengemis.


Santernya keberadaan pengemis juga menunjukkan abainya negara. Sehingga warga negaranya mesti mencari jalan keluar sendiri demi mempertahankan hidup untuk dirinya dan anggota keluarganya. Akibat dari susahnya kehidupan saat ini menjadikan mereka melakukan berbagai hal yang terlarang.


Masalah Lanjutan Akitivtas Mengemis


Imbas lanjutan yang ditimbulkan dari aktivitas mengemis lama-kelamaan bisa menimbulkan sifat malas. Dia akan merasa nyaman dengan kehidupannya sebagai seorang pengemis. Sehingga untuk kembali bekerja dengan menguras pikiran dan tenaga, enggan dilakukan.


Tentu jika ini berkelanjutan akan berdampak lebih buruk untuk keberlangsungan negara juga masa depan generasi penerus bangsa. Untuk itulah negara punya peran besar dan harus terjun langsung dalam menyelesaikan persoalan ini.


Jika sistem kehidupan yang diterapkan saat ini tidak mempunyai solusi dalam mengentaskan warga negaranya dari kemiskinan yang memicu tumbuhnya para pengemis. Maka perlu dicari sumber solusi lain, guna mengatasi problematika masyarakat ini.


Apabila aturan hidup yang diadopsi negara mengakibatkan banyaknya persoalan di tengah masyarakat, hal itu menunjukkan aturan itu tidak layak untuk terus digunakan. Maka negara perlu mencari alternatif lain supaya permasalahan warga negaranya bisa diatasi.


Jika selama ini aturan yang digunakan adalah aturan yang dibuat oleh manusia, seperti demokrasi kapitalis. Maka sudah sepantasnya negara kembali kepada aturan sang pencipta manusia, demi kesejahteraan rakyatnya dan pertanggungjawabannya sebagai pemimpin di hadapan Allah Swt, Tuhannya.


Islam Menyolusi Masalah Mengemis


Islam bukan sekedar agama tauhid semata melainkan juga adalah sistem kehidupan. Islam memiliki seperangkat aturan dalam menyelesaikan problematika umat manusia, terutama masalah mengemis, kemiskinan, dan ekonomi.


Dalam sistem kehidupan Islam negara memiliki kewajiban untuk membuka lapangan pekerjaan bagi warganya yang membutuhkan. Sesuai dengan skill yang dimilikinya.


Bahkan jika dimungkinkan negara wajib mengedukasi rakyatnya agar memiliki kemampuan dalam bersaing di dunia kerja. Seperti, bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai keahlian maka negara wajib untuk memberikan pelatihan-pelatihan sesuai dengan bakat warganya. 


Sehingga dia mampu bekerja dan menghasilkan uang demi menafkahi keluarga. Negara pun wajib memberikan fasilitas berupa peralatan-peralatan penunjang agar mereka mampu bekerja.


Dengan terbukanya lapangan kerja disertai skill yang telah mereka miliki maka para lelaki dewasa bisa mendapatkan penghasilan. Memperoleh upah atau gaji untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya. Sehingga hal ini akan meniadakan pengemis dan para kepala keluarga pun bisa memberikan kemakmuran bagi keluarganya


Di samping itu negara juga wajib memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakatnya secara luas. Yaitu dengan memberikan pendidikan gratis kepada warga negaranya. Demikian juga di bidang kesehatan dan keamanan negara mempunyai kewajiban dalam memberikan layanan yang terbaik dan cuma-cuma alias gratis.


Negara pun wajib memberikan sarana dan prasarana serta infrastruktur sehingga mudah untuk menghidupkan roda perekonomian rakyat, membangun jalan, gedung-gedung, dan jembatan sebagai sarana kelancaran ekonomi masyarakat.


Dengan dihidupkannya lapangan kerja juga lengkapnya sarana dan kemudahan transportasi maka akan memudahkan rakyat dalam beraktivitas. Sehingga kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat pun semakin meningkat.


Sebagaimana bunyi sila ke-5 dalam Pancasila yang disebutkan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Makna yang terkandung di dalamnya, keadilan sosial adalah suatu masyarakat yang memperoleh keadilan dan kemakmuran juga kebahagiaan bagi semua orang. Di dalamnya tidak ada bentuk penghinaan atau penindasan juga tidak ada penghisapan.


Ini seharusnya menjadi manifestasi, bentuk tanggung jawab penting bagi negara dalam menyejahterakan seluruh masyarakatnya. Sehingga para pengemis pun akan mendapatkan pekerjaan yang layak dan memadai. Pemberantasan pengemis pun akan teratasi.


Namun sayangnya sila ke-4 ini sangat sulit untuk bisa terealisasi jika negara tidak kembali kepada hukum-hukum Allah. Karena hanya dalam Islam seluruh warga negara akan mendapatkan pelayanan yang sama


Negara akan memberikan fasilitas yang sama bagi seluruh umat. Baik mereka itu kaya maupun tidak, muslim ataupun non muslim. Karena dalam Islam kepemimpinan merupakan amanah yang harus dijalankan sesuai aturan Allah. Kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah


Seluruh warga negara dalam sistem kehidupan Islam akan mendapatkan pelayanan yang sama. Negara memberikan fasilitas yang sama bagi seluruh umat. Karena kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan sesuai aturan Allah. Sebab di yaumil akhir para pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.


Sistem pemerintahan tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. kala beliau menjadi pemimpin di Madinah. Rasulullah saw memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh umatnya. Baik kepada orang-orang Yahudi, Nasrani, maupun umat Islam itu sendiri. Mereka semua mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang sama tanpa dibeda-bedakan.


Wallahualam bishawab []


0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts