SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Selasa, 11 Juli 2023

Oleh. Rita Handayani

(Penulis dan Founder Media)


Berbicara soal perundungan memang tak ada habisnya. Gawatnya lagi korban perundungan pada masa depannya bisa saja menjadi pelaku perundungan. Jadi perundungan bisa mewabah dan menjadi fenomena buruk bagi generasi mendatang. 


Tak bisa dibayangkan akan jadi apa negeri ini jika dipimpin oleh orang yang tercela akhlaknya. Karena perkara perundungan berkaitan erat dengan akhlak individu dan jemaah (komunitas remaja). 


Perundungan yang merupakan perilaku tidak menghargai orang lain, tidak menghormati, bahkan termasuk sifat memelihara iri dan dengki, tentu perbuatan yang tidak boleh terjadi. Untuk itulah semua pilar yang terkait terhadap pendidikan anak dan generasi baik dari keluarga, lingkungan, juga negara harus menuntaskan problem perundungan.


Akar Masalah


Jika kita telusuri dan dalami, perundungan yang semakin marak terjadi. Bukanlah masalah pokok yang mudah untuk diselesaikan. Kasus perundungan ini sudah menggejala di mana-mana. Berarti persoalan ini memiliki akar masalah yang jauh lebih besar dari perundungan, inilah permasalahan sistem. 


Atmosfer sekularisme dengan bebas telah membentuk jiwa yang jauh sekali dari agama. Imbasnya banyak individu yang lebih mementingkan kepuasan pribadi. Hingga tidak peduli dengan sesamanya.


Pendidikan saat ini untuk pelajaran agama sangat minim diajarkan di ruang sekolah. Agama hanya disampaikan demi memenuhi kebutuhan kurikulum saja. Bukan membina peserta didik agar menjadi pribadi yang baik.


Selain itu, keberadaan guru yang tidak profesional juga telah menambah panjang catatan kelam dalam dunia pendidikan. Misalkan pada kasus pembakaran sekolah di SMPN 2 Pringsurat. Bagaimana bisa, seorang guru yang seharusnya menjadi panutan yang patut dicontoh. Malah turut melakukan perbuatan merundung siswanya. 


Sanksi yang tidak jelas dan tidak tegas, semakin membuat kasus perundungan terus berjalan, dan semakin marak. Para pelaku perundungan hanya mendapat sanksi peringatan. Jikalau ada hukuman penjara dan pembinaan juga tidak lantas memberikan efek jera. Baik bagi pelaku maupun orang lain.


Dunia yang semakin liberal ini pun membuat orang-orang tidak lagi taat aturan. Hingga tidak lagi takut dengan ancaman bahkan sanksi.


Sementar keluarga, yang notabene sebagai tempat pendidikan awal bagi anak dan generasi juga tidak mampu berjalan secara baik. Akibat dari banyaknya tekanan ekonomi. Membuat para orang tua terpaksa harus meninggalkan rumah demi ikut mencari nafkah. 


Sedangkan anak-anaknya harus diasuh oleh orang lain. Pola pengasuhan anak yang tidak tepat akhirnya membuat mereka jauh dari agama. Anak-anak menjadi sering cari perhatian dengan hal-hal yang aneh. 


Bahkan melampiaskannya ke orang lain dengan melakukan perundungan. Semua itu diperparah dengan kondisi masyarakat yang semakin cuek dengan kondisi sekitarnya. Bahkan telah hilang aktivitas amar makruf nahi mungkar di tengah masyarakat. Untuk itulah, dalam upaya menghilangkan perundungan, harus terlebih dulu menghilangkan sebab utamanya.


Sistem Pelindung Anak


Sungguh segala persoalan manusia yang hidup dalam suatu negeri, berlatar belakang dari sistem negara yang diterapkannya. Jika sistem itu bagus maka akan mampu meminimalisir persoalan di tengah masyarakat. Namun jika sebaliknya, negara menerapkan sistem yang salah maka akan banyak persoalan hingga kehancuran, seperti saat ini.


Dari sini, telah jelas pangkal persoalannya adalah sistem kehidupan yang diterapkan negara. Mau sampai kapan negeri ini mengorbankan para generasi muda? Dengan tetap menerapkan sistem yang rusak ini.


Saatnya umat sadar dan bangkit. Bahwa hanya Islamlah, sistem hidup terbaik. Islam satu-satunya yang memiliki sistem pendidikan yang lengkap. Kurikulum pendidikan Islam dibuat dalam rangka membentuk siswa agar memiliki kepribadian Islam. 


Mereka akan dibentuk menjadi siswa yang mempunyai pola pikir dan pola sikap Islam. Apa pun yang akan mereka lakukan senantiasa bersandar pada aturan Islam. Dengan sistem pendidikan Islam pula para peserta didik akan dapat mengerti juga memahami mana perilaku yang benar dan salah.


Sehingga aktivitas perundungan, tidak akan mungkin terjadi. Apalagi sampai marak dan merusak seperti saat ini. Karena dalam Islam, jelas perundungan adalah tindakan yang salah. Karena termasuk aktivitas menghina, merendahkan, mencaci-maki, dan menyakiti orang lain, merupakan penzaliman terhadap sesama.


Kurikulum pendidikan Islam juga tidak hanya diberikan sebatas taklim saja. Tetapi menjadi sebuah pembinaan yang dilandaskan pada akidah dan tsaqafah Islam. Mereka wajib belajar Islam juga wajib untuk mengamalkannya, bukan hanya sekadar teori namun merupakan amaliyah praktis. 


Dalam pendidikan agama, ini akan diajarkan mulai dari kelas dasar. Supaya para siswa siap dalam menjalankan kewajiban saat ia balig nanti. Hal tersebut akan mampu membentuk akhlak yang baik, sehingga pembullyan tidak akan kuat bersarang apalagi mewabah dan menjadi fenomena buruk di kalangan pemuda.


Selain memberikan pencegahan, dalam sistem Islam juga memiliki sanksi yang tegas. Hingga akan mampu memberi efek jera. Baik bagi pelaku maupun mencegah orang lain dalam melakukan hal yang sama. 


Alhasil, tidak akan ada yang berani untuk melakukan kezaliman dan kejahatan, termasuk perundungan. Selain ketegasan dan kejelasan dalam sistem pendidikan yang dibentuk oleh negara. Lingkungan tempat tinggal dan keluarga juga membutuhkan nuansa yang islami. 


Sehingga bisa saling senantiasa mengingatkan dalam ketaatan. Juga saling memperhatikan dan menyayangi. Dengan begitu, anak-anak akan bisa terhindar dari permasalahan perundungan.


Namun sayangnya, seluruh hal tersebut hanya akan menjadi impian dan khayalan semata. Kerana tidak mungkin dapat berjalan. Kecuali negara mengambil peran yang sesungguhnya sebagai penjaga.


Untuk itu, negara wajib mengambil aturan Islam. Lalu negara wajib untuk menerapkannya pada seluruh aspek kehidupan. Negara juga wajib mengontrol semuanya. Mulai dari tontonan hingga kurikulum pendidikan, bahkan kondisi masyarakatnya. Jika semua itu bersinergi. Bisa dipastikan kasus perundungan tidak akan terulang lagi dan generasi mampu kita selamatkan.


Wallahualam bissawab.




0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts