Penulis: Rita Handayani
(Penulis Kota Blora)
Blora, 22 Desember 2024—Forum Muslimah Blora (FORMULA) sukses mengadakan acara risalah akhir tahun 2024 bertema "Mewujudkan Kepemimpinan Islam Harapan Masa Depan". Acara yang meriah ini diselenggarakan di salah satu restoran Kota Blora dan dihadiri oleh tokoh-tokoh dari Rembang, Blora, Cepu, hingga Randublatung. Acara ini menyoroti peran penting tokoh umat dalam memajukan agama Islam dan bangsa Indonesia.
Acara dibuka oleh MC, Ibu Dwi R, S.Si, dengan membacakan ummul kitab Al-Fatihah. Selanjutnya, peserta acara RATU 2024 diberikan gambaran tentang kondisi rakyat Indonesia saat ini yang sangat memprihatinkan secara nasional melalui pemutaran video.
Pemutaran video kedua memaparkan fakta-fakta di daerah, memberikan gambaran yang menyedihkan tentang kondisi sebagian besar masyarakat Jawa Tengah. Angka kemiskinan yang masih tinggi, kondisi hunian yang tidak layak, dan bencana banjir yang berulang menjadi bukti bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Kondisi ini semakin mendesak kita untuk mencari solusi konkret, termasuk melalui kepemimpinan yang efektif dan berpihak pada rakyat.
MC menjelaskan bahwa Jawa Tengah, dengan kekayaan alam dan budaya yang beragam, sering kali mendapatkan berbagai macam sertifikat yang mengakui keberhasilan dan potensinya di berbagai bidang. Namun, di balik gemerlap prestasi tersebut, kondisi masyarakatnya masih jauh dari ideal. Selain itu, kasus PHK massal di sejumlah industri semakin memperburuk situasi. Beban pajak yang terus meningkat juga membebani masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah.
Tidak hanya itu, berbagai permasalahan sosial lainnya juga menghantui Jawa Tengah. Maraknya kasus narkoba, perundungan di sekolah, dan pergaulan bebas mengancam generasi muda. Kejahatan jalanan, kemiskinan ekstrem di beberapa daerah, serta bencana alam seperti banjir dan tanah longsor semakin memperparah kondisi.
Bagaimana tanggapan tokoh umat saat ini? MC memberikan kesempatan kepada narasumber pertama untuk memaparkan materi terkait profil pemimpin Islam.
Profil Pemimpin Islam
Narasumber pertama adalah seorang dokter gigi yang juga aktivis muslimah, Ustadzah drg Tumirah. Beliau membuka presentasinya dengan pantun "Bunga mawar, bunga melati, sugeng rawuh ibu-ibu yang saya cintai. Bunga mawar, bunga melati, mari kita cari rida Illahi."
Ia menjelaskan bahwa ajaran Islam tidak terbatas pada ibadah semata. Islam juga memberikan panduan tentang bagaimana manusia menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan, dengan dirinya sendiri (introspeksi diri), dan dengan orang lain di sekitarnya. Kita akan dimintai pertanggungjawaban atas hal tersebut, terutama para tokoh umat yang merupakan sumber penerangan bagi masyarakat.
Selanjutnya, narasumber membandingkan sosok Ibnu Sina dengan dokter saat ini. Beliau menekankan bahwa Ibnu Sina tidak hanya ahli dalam bidang kedokteran, tetapi juga memiliki pengetahuan yang luas di berbagai disiplin ilmu. Sebaliknya, dokter saat ini, seperti dokter gigi, sering kali terpaku pada spesialisasinya tanpa memiliki pemahaman yang komprehensif tentang ilmu-ilmu lain. Hal yang sama berlaku untuk profesi lain, seperti guru, yang hanya dididik pada satu bidang ilmu saja.
Narasumber membandingkan kepemimpinan ideal dalam Islam dengan kondisi kepemimpinan di Indonesia saat ini. Beliau mempertanyakan apakah tujuan kemerdekaan Indonesia sudah tercapai setelah 79 tahun. Ia menyoroti adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, serta mempertanyakan mengapa dengan banyaknya pakar, Indonesia masih menghadapi berbagai masalah.
Kemudian, narasumber mengutip hadis dari jalur Abu Hurairah ra. yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, "... Pada saat itu, seorang pendusta dianggap jujur, orang yang jujur dianggap pembohong, pengkhianat dipercaya, orang yang bisa dipercaya dianggap pengkhianat, dan ar-Ruwaibidhah akan menjadi penyambung lidah masyarakat." Beliau mengaitkan hadis tersebut dengan kondisi saat ini, di mana nilai-nilai kebenaran dan kejujuran sering kali terbalik.
Narasumber juga mengutip hadis lain, yang diriwayatkan oleh Ahmad, yang berbunyi: "Sungguh, simpul-simpul Islam akan terlepas satu demi satu. Setiap kali satu simpul terlepas, orang-orang bergantung pada simpul berikutnya. Yang pertama terlepas adalah al-hukm (pemerintahan/hukum) dan yang terakhir adalah salat."
Ia menanyakan kepada hadirin apakah kondisi saat ini sesuai dengan prediksi hadis tersebut, dan hadirin menjawab ya.
Kemudian, narasumber mengajak para tokoh umat untuk tidak egois. Kita harus memperjuangkan hak-hak seluruh umat Islam. Sayangnya, sistem pemerintahan Islam yang adil dan dijalankan oleh Rasulullah saw. serta para khalifah setelahnya telah dihapuskan. Untuk itu, kita perlu berupaya membangun kembali sistem tersebut sehingga keadilan dan kesejahteraan dapat terwujud di Indonesia.
Wallahualam bissawab.
0 comments:
Posting Komentar