SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Selasa, 08 Juli 2025

Oleh: Ummu Dina Jafar Syidik 

(Pegiat Literasi)



Kabar kekerasan terhadap anak yang semakin marak di media sungguh memilukan. Rasa aman yang seharusnya menjadi hak setiap anak seolah lenyap, digantikan dengan berbagai kasus kekerasan fisik, seksual, hingga inses, yang ironisnya seringkali dilakukan oleh orang terdekat. Salah satu kasus terbaru adalah penelantaran anak oleh orang tuanya sendiri.

Dilansir dari kumparan.com (15/6/2025), seorang anak berusia 7 tahun ditemukan dalam kondisi memprihatinkan, diduga ditelantarkan orang tuanya di Pasar Kebayoran Lama. Pihak kepolisian kini tengah mencari keberadaan orang tua anak tersebut. Fakta ini hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak kasus kekerasan anak yang terjadi dalam keluarga. Lantas, mengapa kasus-kasus semacam ini semakin marak?

Akar Masalah: Mengapa Kekerasan pada Anak Kian Marak?

Keluarga seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman bagi anak, di mana orang tua berperan sebagai pelindung, pendidik, dan pengasuh. Namun, realitas saat ini justru sebaliknya; anak-anak kerap menjadi korban kekerasan dari keluarganya sendiri.

Maraknya kekerasan pada anak tidak bisa dilepaskan dari pengaruh sistem kapitalis sekuler yang mendominasi kehidupan saat ini. Sistem ini telah mengikis fungsi keluarga sebagai pengasuh dan pendidik. Akibatnya, banyak orang tua kehilangan arah dalam mendidik dan mengasuh anak dengan baik, padahal secara fitrah mereka wajib melindungi anak dan menjadikan rumah sebagai tempat berlindung.

Berikut beberapa dampak sistem sekuler yang memicu kekerasan pada anak:

Ketimpangan Ekonomi dan Kemiskinan: Sistem ekonomi kapitalisme mengkonsentrasikan kekayaan pada segelintir pemilik modal, menciptakan jurang pemisah yang lebar antara si kaya dan si miskin. Kemiskinan seringkali memicu stres, hilangnya kejernihan berpikir, dan emosi yang tidak terkontrol. Impitan ekonomi dapat menjadi alasan orang tua menelantarkan, menyiksa, atau bahkan melakukan kekerasan seksual terhadap anak, karena anak dianggap sebagai beban.

Peminggiran Peran Agama dan Rusaknya Moral: Dalam sistem sekuler, peran agama dipinggirkan dari kehidupan. Hal ini melemahkan keimanan individu, menjadikannya mudah tergoda perbuatan maksiat dan berpotensi merusak moral. Kerusakan moral ini berdampak langsung pada lingkungan kehidupan anak.

Lingkungan Sosial yang Rusak dan Paparan Media: Lingkungan yang rusak menyebabkan hubungan sosial antar masyarakat menjadi tidak harmonis dan cenderung individualis, kurang peduli pada sesama. Ini memudahkan terjadinya kekerasan terhadap anak. Ditambah lagi, tayangan media yang makin bebas dan mudah diakses oleh semua kalangan turut berkontribusi pada tingginya kasus kekerasan anak.

Meskipun Indonesia telah berupaya mencegah kekerasan anak melalui Undang-Undang perlindungan anak dan kekerasan seksual, serta pembangunan keluarga, nyatanya semua upaya ini belum mampu menyelesaikan persoalan ini secara tuntas.

Islam: Solusi Tuntas Mengatasi Kekerasan pada Anak

Berbeda dengan kapitalisme, Islam memiliki solusi tuntas untuk berbagai masalah kehidupan manusia, termasuk persoalan keluarga. Penerapan Islam secara sempurna dalam kehidupan akan menjamin terwujudnya kesejahteraan, ketenteraman jiwa, serta terjaganya iman dan takwa kepada Allah SWT. Aturan hidup yang mampu memuaskan akal dan sesuai dengan fitrah manusia hanyalah aturan Islam.

Dalam Islam, posisi keluarga berfungsi sebagai pelindung dan penjaga, serta memiliki peran krusial dalam membentuk seluruh anggotanya berakhlak Islami. Negara akan berperan aktif dalam:

Bimbingan Komprehensif: Negara akan membimbing untuk membentuk pola pikir dan sikap Islami, serta menguatkan pemahaman tentang peran dan tanggung jawab berdasarkan hukum-hukum terkait keluarga. Ini memastikan setiap individu dalam keluarga memiliki pemahaman yang benar untuk melaksanakan perintah syarak dalam membangun keluarga.

Pencerahan Melalui Pendidikan dan Media: Pencerahan yang terintegrasi dan komprehensif akan dilakukan melalui sistem pendidikan maupun berbagai media informasi. Negara juga akan memblokir setiap konten di media sosial yang dapat memicu kekerasan pada anak.

Penegakan Hukum Tegas: Negara akan memberikan sanksi tegas kepada pelaku kekerasan dan memberikan perlindungan penuh kepada korban.

Dengan demikian, pelaksanaan hukum Islam secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan akan menjamin terwujudnya ketahanan keluarga yang kukuh, mampu mencegah terjadinya kekerasan dalam keluarga, serta menciptakan rasa aman dan nyaman dalam kehidupan anak.

Wallahualam bissawab.



0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts

Blog Archive