SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Kamis, 24 Juli 2025

 Oleh: Rina Ummu Meta

 (Pegiat Literasi Sosial dan Perlindungan Anak)


Kemajuan dunia digital tak dimungkiri mempermudah aktivitas manusia. Bahkan membawa dampak positif yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, di antaranya memudahkan akses informasi, pendidikan, kesehatan, komunikasi, mempermudah transaksi, sebagai media hiburan, efisiensi waktu, dan lainnya.

Namun, di sisi lain, ada banyak persoalan yang muncul akibat kemajuan era digital.

Dampak Negatif Kemajuan Era Digital

Persoalan atau dampak negatif yang timbul antara lain:

● Gangguan Kesehatan Fisik: Seperti gangguan penglihatan yang disebabkan paparan cahaya layar perangkat digital, nyeri leher dan punggung, serta lainnya.

● Gangguan Mental: Seperti depresi, stres, kecemasan, kecanduan gadget, dan lainnya.

● Kejahatan Siber: Di antaranya perundungan online, eksploitasi, penyebaran konten negatif, pencurian data, penipuan online, pelecehan seksual, dan lainnya.

● Pendidikan: Dengan adanya kemudahan untuk mengakses informasi secara instan justru menyebabkan siswa malas berpikir, tidak kreatif, menurunnya semangat belajar, maraknya penyebaran pornografi di kalangan siswa, dan masih banyak lagi.

Kerentanan Perempuan dan Anak terhadap Ancaman Siber

Faktor pemicu terbesar terhadap kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak adalah paparan media sosial dan gadget. Bahkan, fenomena saat ini menunjukkan anak usia dini sudah menggunakan gadget secara masif, sehingga rentan terhadap ancaman siber. Hal tersebut senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi. Parahnya lagi, tidak ada kontrol dan bimbingan yang memadai dalam penggunaan gadget.

Dalam data Kementerian PPPA, pada 1 Januari tercatat sebanyak 11.800 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Bahkan, kasusnya meningkat hingga mencapai 13.000 kasus pada awal Januari hingga 7 Juli 2025 (www.tempo.com 11/07/2025). Data tersebut merupakan data yang tercatat, belum lagi kasus kekerasan yang tidak tercatat atau tidak dilaporkan.

Kelompok yang rentan terhadap ancaman siber adalah perempuan dan anak, dikarenakan rendahnya literasi digital dan lemahnya iman. Hal ini merupakan dampak dari sistem pendidikan sekuler yang hanya mengedepankan prestasi akademik semata, mengabaikan norma agama, dan minim pendidikan akhlak. Selain itu, sistem kehidupan yang dianut saat ini, yaitu sekularisme kapitalis, semakin menjauhkan manusia dari agama.

Bahaya Sekularisme Kapitalis

Agama hanya sebagai aktivitas ibadah ritual saja, halal haram bukan lagi sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan. Sekularisme meniscayakan kebebasan dalam berbuat, bertingkah laku, dan berpendapat; bahkan kebebasan tersebut dilindungi dalam undang-undang Hak Asasi Manusia (HAM). Meraih materi sebanyak-banyaknya menjadi tujuan untuk meraih kebahagiaan, tanpa menghiraukan aspek keselamatan.

Itulah yang terjadi saat ini, digitalisasi disinyalir mendatangkan banyak keuntungan materi namun aspek keselamatan luput dari perhatian. Selain mengancam keselamatan jiwa, ada bahaya lain yang mengintai yaitu penguasaan dunia siber bisa menjadi alat untuk menguasai negara. Tentu hal ini sangat berbahaya. Dalam hal ini, negara tidak memberikan perlindungan yang nyata, karena peran negara sebagai pelindung tidak ada dalam sistem sekuler kapitalis yang diemban saat ini.

Peran Negara dalam Sistem Islam

Lain halnya jika sistem Islam yang diterapkan dalam kehidupan. Islam mewajibkan peran negara sebagai junnah (pelindung dan penjaga rakyat). Dalam hadis disebutkan, "Sesungguhnya imam (pemimpin) itu adalah junnah (perisai) ia berperang di belakangnya (membela umatnya) dan berlindung dengannya." (HR. Imam Bukhari Muslim)

Sebagai junnah, negara bertugas menjaga keamanan dan ketertiban, menjaga keadilan serta melindungi hak-hak rakyat, dan menciptakan kemaslahatan bagi umat, termasuk dalam bidang teknologi.

Peran Berbagai Pihak dalam Melindungi dari Ancaman Siber

Teknologi ibarat pisau bermata dua, di satu sisi banyak memberikan manfaat, di sisi lain juga menimbulkan madharat luar biasa. Oleh karena itu, diperlukan peran dari berbagai pihak terkait, di antaranya peran orang tua dan pendidik. Orang tua dan pendidik harus membekali anak-anak dengan pengetahuan dan keterampilan untuk melindungi diri dari bahaya dunia maya. Orang tua menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan akhlak dan akidah sejak usia dini, mengajarkan tentang keterikatan pada hukum syariat.

Sistem pendidikan juga sangat berperan dalam perkembangan teknologi. Negara akan menerapkan sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam, yang mencetak generasi berakhlaqul karimah. Sehingga dapat mengembangkan dan memanfaatkan teknologi secara bijaksana sesuai tuntunan syariat.

Negara akan membuat kebijakan yang komprehensif untuk melindungi anak-anak dan perempuan dari kejahatan siber. Negara akan memberikan petunjuk dan panduan dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi.

Kemandirian Teknologi dan Perlindungan Siber dalam Islam

Dalam mengembangkan teknologi, negara tidak boleh bergantung dan mengandalkan pada infrastruktur teknologi asing. Negara harus menciptakan dan mengembangkan teknologi digital secara mandiri. Ilmu teknologi akan dikembangkan berdasarkan akhlak dan syariah sehingga akan mendatangkan kemaslahatan bagi manusia.

Negara akan menutup dan mencegah konten-konten negatif yang dapat merusak generasi. Negara hanya akan menyuguhkan informasi yang sehat, konten pendidikan, ruang siber syar'i yang bebas dari konten negatif. Sehingga bukan hanya perempuan dan anak saja yang aman dari kejahatan siber, tetapi negara akan memberikan jaminan keamanan pada seluruh rakyatnya.

Wallahu a'lam bishsawab



0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts

Blog Archive