Oleh: Niken Ayu Puspitasari
Dunia kini sedang dihadapkan pada persoalan angka pengangguran yang mengkhawatirkan. Meskipun secara nasional dinyatakan turun, Indonesia tetap mendominasi angka pengangguran, terutama di kalangan anak muda. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara lain seperti AS, Cina, Inggris, dan Prancis.
Dengan jumlah penduduk mencapai 286,6 juta jiwa per akhir Juni 2025—meningkat 1,7 juta jiwa—kenaikan ini jelas menjadi tantangan besar bagi pemerintah. Diperlukan pemikiran cemerlang untuk mengembangkan sistem ekonomi, khususnya dalam penyediaan lapangan pekerjaan yang memadai sebagai pokok kehidupan sehari-hari. Pertanyaannya, mampukah pemerintah memecahkan persoalan ini dengan tanggung jawab besar menyediakan dan memfasilitasi lapangan kerja, apalagi dengan sistem ekonomi kapitalis yang mereka upayakan?
Sistem kapitalis, yang diterapkan di banyak negara, diharapkan menjadi solusi untuk perkembangan bangsa. Namun, kenyataannya, sistem ini sering kali gagal dalam praktiknya, terutama dalam sektor ekonomi. Berbagai upaya pemerintah untuk menyukseskan ekonomi kapitalisme, seperti pengadaan job fair yang berujung pada PHK, justru terasa sia-sia. Akibatnya, banyak anak muda kesulitan mencari pekerjaan dan berakhir menjadi pengangguran.
Selain tingginya angka pengangguran, Indonesia juga menghadapi ketimpangan kekayaan yang sangat nyata. Menurut data Celios, kekayaan 50 orang terkaya di Indonesia setara dengan kekayaan 50 juta rakyat Indonesia. Ironisnya, di saat rakyat kecil kesulitan, pemerintah seolah mengabaikan tanggung jawab mereka untuk menyediakan lapangan pekerjaan yang layak.
Kondisi ini semakin memilukan ketika tingginya angka pengangguran diiringi dengan kenaikan harga kebutuhan pokok seperti beras dan minyak, sementara upah hanya sebatas upah minimum. Para "cukong" dan investor akan semakin kaya, sementara rakyat kecil semakin tertindas. Lantas, mengapa masalah ini tak kunjung usai? Jawabannya terletak pada sistem yang salah. Selama sistem kapitalis masih digunakan, angka pengangguran akan terus merajalela dan menjadi masalah utama setiap tahunnya.
Pahlawan yang Terlupakan dan Jeritan Rakyat
Dunia seakan membutuhkan pahlawan yang bisa menaklukkan krisis ini. Mereka yang hidup dalam kecukupan, kenyamanan, dan kelimpahan harta, seolah tinggal di istana kekuasaan yang megah. Mereka selalu mengagung-agungkan ketangguhan masyarakat untuk bangkit dan bertahan. Namun, semua itu hanya kata-kata pemanis. Mereka tidak benar-benar merasakan penderitaan rakyat kecil.
Ironisnya, apa yang rakyat bayarkan kepada pemerintah dalam bentuk pajak tidak membuahkan hasil yang sepadan. Hal ini dikarenakan negara justru memperoleh keuntungan besar, sementara masyarakat miskin menerima imbalan yang jauh lebih kecil dari apa yang mereka bayarkan. Keadaan ini menunjukkan bahwa sistem yang ada justru membuat masyarakat semakin miskin dan menderita.
Sistem Ekonomi Islam sebagai Solusi
Islam sangat menjunjung tinggi keadilan. Sebagai penguasa, diwajibkan untuk menyediakan segala kebutuhan rakyat demi kesejahteraan hidup mereka, seperti memfasilitasi pendidikan, lapangan pekerjaan yang mudah dan layak, pinjaman modal usaha, serta pemberian hak tanah untuk tempat tinggal atau usaha.
Sistem ekonomi Islam tidak akan menimbulkan keuntungan bagi sebagian pihak saja, melainkan mengupayakan semua secara merata dan adil. Ini berbeda dengan sistem kapitalis, di mana penguasa yang memiliki modal besar akan lebih diuntungkan dan semena-mena dalam mengambil keputusan. Mereka menjadi buta terhadap jeritan masyarakat yang membutuhkan, lapar, dan sengsara. Sistem kapitalis ini setiap hari selalu menimbulkan kebobrokan akibat aturan yang dibuatnya sendiri.
Ketika dunia memublikasikan pemborosan dan kerakusan ekonomi secara gamblang, di tengah mereka yang susah bernapas karena kemiskinan, ada masa di mana si miskin tidak lagi memiliki apa pun untuk dimakan selain 'memakan si kaya'. Terdengar sadis, tetapi hal ini bisa terjadi jika ketidakadilan terus berlanjut.
Mewujudkan Generasi Berkualitas dengan Sistem Islam
Penting untuk menerapkan sistem Islam. Dengan sistem ini, kita akan mewujudkan generasi yang berkualitas. Pemerintah dapat memfasilitasi pendidikan terbaik dan memudahkan segala kebutuhan pokok, agar orang tua tidak terbebani secara materi. Selain itu, anak muda akan disokong untuk mengembangkan keahliannya. Ketika waktunya tiba, mereka akan sangat mudah dan siap bekerja sesuai dengan kompetensi masing-masing.
Inilah sistem ekonomi Islam yang harus kita terapkan. Seorang pemimpin sejati adalah mereka yang takut akan lalai dalam menjalankan kewajibannya kepada seluruh rakyat yang dipimpinnya, bukan yang sibuk mengenyangkan perut sendiri.
0 comments:
Posting Komentar