SELAMAT DATANG DI RAGAM FORMULA

BERITA DARI RAGAM FORMULA

media berita dan edukasi terpercaya yang menginspirasi dan mencerdaskan umat

Rabu, 24 September 2025

Oleh: Dewi Jafar Sidik

(Ibu Rumah Tangga)




Peribahasa "kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah" menggambarkan betapa besar dan tanpa batasnya kasih sayang seorang ibu. Namun, ironisnya, dalam kehidupan modern, kita justru menyaksikan peristiwa tragis di mana seorang ibu tega mengakhiri hidup anaknya.

Salah satu kasus terbaru menimpa seorang ibu berinisial EN (34) di Kabupaten Bandung yang ditemukan tewas gantung diri bersama dua anaknya. Diduga, ia meracuni kedua anaknya sebelum mengakhiri hidupnya sendiri. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengategorikan kasus ini sebagai filisida maternal, yaitu pembunuhan anak yang dilakukan oleh ibu kandungnya.

Bukan Sekadar Masalah Individu

Kasus seperti ini bukanlah yang pertama. Beratnya beban hidup dan tekanan ekonomi dapat mengikis akal sehat, bahkan menggerus fitrah keibuan. Padahal, ibu seharusnya menjadi sosok yang paling mencintai anaknya—anak yang telah dikandung, diperjuangkan, dan diharapkan menjadi pelengkap kebahagiaan keluarga.

Namun, filisida maternal tidak bisa dipandang hanya sebagai masalah individu atau keluarga. Ada banyak faktor yang saling berkaitan dan bersifat sistemis. Ketika sistem kehidupan bermasalah, tidak mengherankan jika melahirkan individu-individu yang bermasalah.

Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

  • Lemahnya Keimanan Individu. Keimanan yang rapuh membuat seorang ibu mudah putus asa dan gelap mata, tidak lagi memandang anak sebagai anugerah dan amanah dari Tuhan.
  • Rapuhnya Ketahanan Keluarga. Dalam sistem kapitalisme, ibu sering kali dipaksa menanggung beban ekonomi keluarga. Akibatnya, kehadiran anak dianggap sebagai beban, bukan kebahagiaan.
  • Melemahnya Peran Masyarakat. Kapitalisme menciptakan masyarakat yang individualis dan minim kepedulian. Kerabat dan tetangga sering abai terhadap ibu yang sedang menghadapi masalah, sehingga tidak ada ruang untuk berbagi beban.
  • Abainya Peran Negara. Negara yang seharusnya menjadi pelindung justru tampak abai terhadap kesejahteraan rakyat. Alih-alih melindungi, para penguasa lebih sibuk dengan retorika pertumbuhan ekonomi dan investasi, sementara banyak rakyat tenggelam dalam penderitaan.

Solusi yang Gagal dan Kebutuhan Perubahan Mendasar

Pemerintah sering kali hanya berhenti pada pendataan dan sanksi, tanpa memberikan solusi mendasar. Depresi pascamelahirkan, kesulitan ekonomi, dan keruntuhan keluarga membuat ibu kehilangan pegangan. Seharusnya, negara menjadi pihak utama dalam melindungi ibu, menanamkan keimanan yang kokoh, serta menghadirkan aturan yang menyejahterakan.

Sayangnya, dalam sistem kapitalisme, negara lebih mengabdi pada kepentingan pemilik modal. Kebijakan publik sering kali menguntungkan segelintir kapitalis, bukan rakyat. Situasi ini tidak bisa dibiarkan dan harus ada perubahan mendasar.

Islam sebagai Solusi Tuntas

Berbeda dengan kapitalisme, Islam memberikan jaminan penuh agar perempuan, khususnya ibu, dapat menjalankan perannya dengan mulia. Ibu dijamin kebutuhannya. Saat hamil dan menyusui, ia mendapat keringanan bahkan boleh tidak berpuasa demi menjaga kesehatan diri dan bayinya.

Dalam Islam, negara berperan sebagai junnah (perisai) yang melindungi perempuan dari berbagai kesulitan, termasuk masalah ekonomi. Ada tiga mekanisme utama yang ditawarkan Islam:

  1. Nafkah. Perempuan tidak diwajibkan mencari nafkah. Ia berhak mendapatkan nafkah dari suami atau walinya, sehingga dapat fokus menjalankan fungsi keibuannya.
  2. Dukungan Masyarakat. Islam menjunjung tinggi prinsip tolong-menolong. Jika ada anggota masyarakat yang kesulitan, yang lain akan membantu.
  3. Peran Negara. Negara dalam Islam wajib menjamin kesejahteraan rakyatnya, terutama fakir miskin. Kisah Khalifah Umar bin Khaththab yang memikul gandum untuk seorang ibu miskin adalah contoh nyata perhatian negara.

Kepedulian ini terwujud karena Islam memiliki sistem ekonomi dan politik yang adil dan menyejahterakan. Dengan pos-pos pemasukan negara yang halal, kas negara cukup kuat untuk menjamin kebutuhan rakyat secara merata, termasuk ibu dan anak.

Dengan penerapan syariat Islam secara menyeluruh, kaum ibu akan terlindungi lahir dan batin. Mereka dapat mengasuh dan mendidik anak tanpa terbebani persoalan ekonomi. Dengan begitu, kasus filisida maternal dapat dicegah, dan generasi unggul pun dapat diwujudkan.

Wallahu a’lam bissawab.

0 comments:

Posting Komentar

Categories

Labels

Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Bukti Telanjang Abainya Negara terhadap Pendidikan

Oleh: Rati Suharjo   Pengamat Kebijakan Publik Bangsa ini kembali berduka. Pada 29 September 2025, langit Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, seo...

Popular Posts

Blog Archive