Oleh: Sri Hani
(Pegiat Dakwah)
Di tengah gencarnya kampanye kesehatan dan janji pemerataan layanan medis, kisah tragis seorang balita bernama Raya menjadi tamparan keras bagi kita semua. Di usia yang baru menginjak empat tahun, Raya harus meregang nyawa akibat infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang bersarang di tubuh mungilnya. Cerita ini bukan sekadar kisah duka satu keluarga, melainkan cermin nyata carut-marut layanan kesehatan di negeri ini.
Raya hidup di Kampung Padangenya, Desa Cianaga, Kecamatan Kebandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sehari-hari ia diasuh oleh ayahnya yang menderita TBC dan ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Keluarga miskin ini tinggal di rumah sederhana yang berdekatan dengan kandang ayam—tempat Raya sering bermain. Lingkungan kotor dan tidak higienis, yang dipenuhi kotoran ayam, menjadi sumber telur cacing gelang yang akhirnya menginfeksi tubuhnya. Infeksi tersebut begitu parah hingga saat Raya dilarikan ke RSUD R. Syamsudin, ia sudah tidak sadarkan diri dan bahkan cacing keluar dari hidungnya. Meski tim medis telah memberikan obat, kondisinya yang kritis membuat nyawanya tak tertolong (detikjabarnews.com, 18/8/2025).
Tragedi ini memperlihatkan dua masalah utama: kondisi sosial-ekonomi yang memprihatinkan dan lemahnya sistem layanan kesehatan. Kemiskinan membuat keluarga Raya hidup dalam lingkungan tidak layak, sementara akses terhadap edukasi kesehatan dan sanitasi begitu minim. Pelayanan BPJS yang rumit dan birokratis justru memperlambat penanganan darurat. Kasus Raya hanyalah satu dari sekian banyak cerita anak-anak Indonesia yang menjadi korban ketimpangan sistem kesehatan.
Dalam ajaran Islam, kesehatan memiliki kedudukan tinggi, bahkan menjadi nikmat terbesar setelah keimanan. Rasulullah ï·º bersabda:
"Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan. Sesungguhnya setelah keimanan, tidak ada nikmat yang lebih baik diberikan kepada seorang selain nikmat sehat." (HR. Hakim)
Beliau juga bersabda: "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah." (HR. Muslim).
Kesehatan dalam Islam adalah hak setiap rakyat yang wajib dipenuhi oleh negara. Ajaran Islam tidak hanya menekankan pentingnya menjaga kesehatan secara individu, tetapi juga menuntut negara hadir sebagai pelindung rakyat. Dalam kebijakan Islam, kesehatan gratis wajib disediakan oleh negara dengan kualitas yang baik, memastikan kebersihan lingkungan, serta memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Sistem ekonomi berbasis syariah pun menghapus kesenjangan sosial yang membuat masyarakat miskin rentan terhadap penyakit.
Kasus Raya seharusnya menjadi panggilan untuk kembali menata sistem kesehatan yang adil, terjangkau, dan berpihak pada rakyat kecil, sebagaimana diajarkan Islam.
Wallahu a‘lam bish-shawab.
0 comments:
Posting Komentar